Kalau diperhatikan fitur yang tersedia pada aplikasi Gojek, ada banyak hal yang dilayaninya. Tidak sekadar antar jemput penumpang motor atau mobil.
Tapi, juga membantu pesan dan antar makanan serta barang lainnya, jasa sistem pembayaran, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Namun demikian, Gojek dan Grab bukan tanpa kelemahan yang tampaknya akan dimanfaatkan oleh Air Asia untuk membuat sistem yang lebih unggul.
Mitra pengemudi di kedua perusahaan tersebut, seperti diketahui, bukan berstatus karyawan tetap. Sehingga, hak-haknya tidak sama dengan seorang karyawan di sebuah perusahaan pada umumnya.
Sedangkan di Air Asia, apa yang dilakukannya di Malaysia adalah menawarkan pengemudinya gaji tetap setara dengan Rp 10 juta per bulan (bisnis.com, 15/8/2022).
Jika sistem di Malaysia diterapkan pula di Indonesia, tentu berpotensi terjadinya migrasi pengemudi dari Gojek dan Grab ke Air Asia.
Kemudian, bila dilihat dari kacamata konsumen, masuknya Air Asia seharusnya menjadi berita yang menggembirakan.
Soalnya, dengan semakin ketat persaingan, maka konsumen akan diuntungkan karena tersedia pilihan yang lebih banyak.
Semoga persaingan antar layanan taksi online dan ojek motor online, tidak semanta adu murah tarif, tapi juga adu lebih baik pelayanan.
Menurut rencana, Air Asia mulai beroperasi di Indonesia mulai November 2022 ini, tapi belum di Jakarta, melainkan di Bali.
Kenapa Air Asia memulai dari Bali? Apakah ingin menyasar segmen wisatawan asing dan wisatawan domestik?Â