Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Seorang Bupati Bilang Gubernurnya Sudah Pikun

16 Oktober 2022   10:11 Diperbarui: 16 Oktober 2022   10:19 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil|dok. Antara/Rahmat Santoso, dimuat Kompas.com

"Siapa pun mau datang ke Meranti, boleh. Tidak ada yang melarang, apalagi gubernur yang datang," kata Adil saat diwawancarai wartawan melalui sambungan telpon, Kamis (13/10/2022).

Adil menambahkan bahwa justru gubernur yang membatalkan janji kampanyenya terhadap Kepulauan Meranti, sehingga Adil pun menilai gubernur sudah pikun.

Nah, jika kita cermati, sepertinya memang hubungan antara Adil dan Syamsuar lagi terganggu, sedang tidak baik-baik saja.

Diperkirakan ketika rencana kunjungan kerja tersebut disampaikan oleh pihak Pemprov Riau ke pihak Pemkab Kepulauan Meranti, terjadi miskomunikasi.

Makanya, yang satu bilang ada penolakan, sedangkan pihak lainnya mengatakan tidak ada penolakan tersebut. 

Tapi, mungkin karena mengungkit-ungkit janji kampanye, oleh Pemprov Riau ditafsirkan sebagai penolakan.

Tidak didapat informasi apakah dalam berkomunikasi sebelum kedatangan, gubernur sudah berbicara langsung dengan bupati atau hanya dilakukan antar bawahannya saja.

Atau, bisa juga hanya mengandalkan komunikasi formal, seperti melalui surat, tanpa diikuti oleh komunikasi sambungan telpon.

Soal janji kampanye gubernur yang diduga menjadi penyebab, barangkali karena masyarakat Meranti sudah menunggu-nunggu realisasi janji itu yang tak kunjung terwujud.

Namun, apapun yang jadi masalah, seharusnya bisa dibicarakan dengan baik-baik, soal apa yang menjadi kendala dan apa rencana untuk mengatasinya.

Mengatakan atasan sendiri sebagai "pikun", meskipun mungkin hanya sebagai kiasan atau sindiran, rasanya tidak bijak dan malah bisa memperkeruh suasana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun