"Siapa pun mau datang ke Meranti, boleh. Tidak ada yang melarang, apalagi gubernur yang datang," kata Adil saat diwawancarai wartawan melalui sambungan telpon, Kamis (13/10/2022).
Adil menambahkan bahwa justru gubernur yang membatalkan janji kampanyenya terhadap Kepulauan Meranti, sehingga Adil pun menilai gubernur sudah pikun.
Nah, jika kita cermati, sepertinya memang hubungan antara Adil dan Syamsuar lagi terganggu, sedang tidak baik-baik saja.
Diperkirakan ketika rencana kunjungan kerja tersebut disampaikan oleh pihak Pemprov Riau ke pihak Pemkab Kepulauan Meranti, terjadi miskomunikasi.
Makanya, yang satu bilang ada penolakan, sedangkan pihak lainnya mengatakan tidak ada penolakan tersebut.Â
Tapi, mungkin karena mengungkit-ungkit janji kampanye, oleh Pemprov Riau ditafsirkan sebagai penolakan.
Tidak didapat informasi apakah dalam berkomunikasi sebelum kedatangan, gubernur sudah berbicara langsung dengan bupati atau hanya dilakukan antar bawahannya saja.
Atau, bisa juga hanya mengandalkan komunikasi formal, seperti melalui surat, tanpa diikuti oleh komunikasi sambungan telpon.
Soal janji kampanye gubernur yang diduga menjadi penyebab, barangkali karena masyarakat Meranti sudah menunggu-nunggu realisasi janji itu yang tak kunjung terwujud.
Namun, apapun yang jadi masalah, seharusnya bisa dibicarakan dengan baik-baik, soal apa yang menjadi kendala dan apa rencana untuk mengatasinya.
Mengatakan atasan sendiri sebagai "pikun", meskipun mungkin hanya sebagai kiasan atau sindiran, rasanya tidak bijak dan malah bisa memperkeruh suasana.