Dari referensi yang saya baca di sejumlah media daring, masih ada masjid di SMA lain yang lebih megah ketimbang yang di SMA 40.
Jangan heran, bisa saja masjid sekolah terkesan lebih keren dibandingkan gedung sekolahnya sendiri.
Saya tidak terlalu memahami berapa anggaran yang dihabiskan untuk membangun masjid di lingkungan sekolah.
Meskipun masjid tersebut berada di sekolah negeri, dugaan saya pembangunan masjid bukan berasal dari anggaran negara.Â
Mungkin ada anggaran negara yang terpakai, tapi sebagian besar anggaran berasal dari pihak lain seperti sumbangan alumni dan juga orang tua murid.
Sekolah yang muridnya banyak berasal dari keluarga mampu, tidak akan kesulitan mengumpulkan dana pembangunan masjid.
Adapun sumbangan dari alumni, menemukan momentum yang tepat ketika sejak beberapa tahun terakhir, marak sekali acara reuni sesama alumni dari sekolah tertentu.
Pada waktu reuni tersebut, alumni yang sukses dengan bangga akan berlomba-lomba memberikan sumbangan yang besar bagi keperluan sekolah.
Karena gedung sekolah dan fasilitas lainnya sudah dibangun oleh pemerintah, biasanya muncul ide membangun yang lain, seperti mendirikan masjid yang bagus.
Obsesi kepala sekolah yang ingin sekolahnya terpandang karena punya masjid megah, juga ikut menentukan munculnya kegairahan membangun masjid di lingkungan sekolah.
Memang, jika saya bandingkan dengan saat saya dulu bersekolah tahun 1970-an di Payakumbuh, Sumbar, jelas kondisi sekarang jauh berbeda.