Buku Merza Gamal yang berjudul "Merancang Change Management & Cultural Transformation", sungguh menggugah saya dan sangat bermanfaat sebagai panduan untuk membangun budaya korporat di sebuah perusahaan.
Merza, seorang Kompasianer aktif yang sudah malang melintang di industri perbankan, menulis hal penting tentang manajemen perubahan.
Seperti diketahui, suka atau tidak suka, perubahan akan selalu berlangsung. Sehingga, perubahan dalam pola bekerja menjadi tak terelakkan.
Atau, dalam skala yang lebih besar, cara sebuah perusahaan dalam beroperasi juga dituntut untuk selalu mengikuti perubahan.
Tidak hanya perubahan dari sisi teknologi informasi yang demikian kencang, tapi juga berdampak pada perubahan cara bersosialisasi.
Makanya, istilah "transformasi" menjadi begitu sering kita dengar yang artinya kurang lebih semacam proses perubahan menjadi sesuatu (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya) yang baru.
Dalam menyikapi perubahan tersebut, kalau kita cermati apa yang terjadi di banyak perusahaan, selalu ditandai dengan adanya perubahan organisasi.
Dulu, hingga dekade 1980-an, organisasi yang membidangi teknologi di sebuah bank hanya setingkat bagian dengan beberapa personil saja di kantor pusatnya.
Kemudian, organisasi yang membidangi teknologi ditingkatkan menjadi setingkat divisi yang berada di bawah direktur operasional.
Lalu, siapa yang menyangka kalau sekarang ini sebuah bank membutuhkan empat sampai lima divisi teknologi yang dipimpin seorang direktur khusus bidang teknologi.
Jadi, ada divisi yang khusus menyusun perencanaan teknologi, yang khusus mengembangkan berbagai program aplikasi, yang khusus menangani audit teknologi, yang menangani operasional, dan sebagainya.