Ambil contoh, deterjen Rinso. Merek ini telah bertahan dan menguasai pasar sejak puluhan tahun lalu.
Tapi, Rinso era dulu jelas berbeda dengan era sekarang, karena selalu disempurnakan sesuai hasil riset dan pengembangan produk.
Selain inovasi, promosi yang gencar juga menjadikan produk-produk Unilever menjadi top of mind, artinya langsung nancap di benak banyak orang.
Hal itu ditambah dengan ketersediaan barang yang melimpah, gampang ditemui di mana-mana, dari supermarket hingga toko kelontong dan pasar tradisional.
Harganya pun relatif terjangkau, dalam arti mampu dibeli oleh orang kebanyakan, baik di kota besar maupun di kota kecil.
Dalam teori yang  sudah ditulis dalam buku teks ilmu pemasaran sejak era jadul, dikenal teori  4 P sebagai bauran pemasaran yang menjadi kunci sukses sebuah produk.
Teori 4 P itu menyangkut product, place, price, dan promotion. Artinya, produknya berkualitas baik, pendistribusian barangnya lancar, harganya bersaing, dan promosinya efektif.
Sebetulnya, para pesaing Unilever pun juga menerapkan teori 4 P. Namun, kekuatan riset dan inovasi dari masing-masing perusahaan lah yang berbeda-beda.
Kembali ke berbagai contoh produk Unilever yang sudah sangat terkenal, selain Rinso, juga ada sabun Lux, shampo Clear, deodoran Rexona, pencuci piring Sunlight, dan sebagainya.
Terkadang, yang bersaing justru sesama produk Unilever, sehingga apapun yang dipilih konsumen, tetap larinya ke perusahaan raksasa itu.
Misalnya, untuk sabun mandi, Lux seperti bersaing dengan Lifebuoy. Tapi, sebetulnya masing-masing punya penekanan berbeda.