Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tahun Politik Datang Terlalu Cepat, Kekompakan Kabinet Terancam?

10 Oktober 2022   06:39 Diperbarui: 10 Oktober 2022   06:53 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. shootlinenews.com

Tahun politik datang lebih cepat, dengan mulai ramainya deklarasi capres dari beberapa partai. Padahal, jadwal pendaftaran capres secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih lama.

Partai yang sudah mengumumkan capresnya adalah Gerindra, Nasdem dan PSI, yang masing-masing mencalonkan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.

Terkait dengan hal tersebut, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk memastikan jalannya pemerintahan hingga akhir masa jabatan pada 2024.

Komitmen tersebut juga menjadi bagian dari etika politik, kata Hasto sebagaimana diberitakan Kompas.id (7/10/2022).

Hasto wajar menyatakan hal tersebut, mengingat Gerindra dan Nasdem mempunyai wakil yang menjabat sebagai menteri di kabinet sekarang ini.

Dari Gerindra ada Prabowo sendiri sebagai Menteri Pertahanan dan Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sedangkan Nasdem punya 3 menteri, yakni Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian) dan Johnny G Plate (Menteri Komunikasi dan Informatika).

Memang, kabinet sekarang yang dinamakan Kabinet Indonesia Maju boleh dikatakan sebagai kabinet pelangi, karena rupa-rupa warnanya.

Selain berwarna merah (warna PDIP) sebagai partainya Presiden Joko Widodo, lalu Nasdem dan Gerindra yang telah disinggung di atas, juga ada menteri berwarna kuning (asal Golkar).

Kemudian, ada lagi menteri warna hijau (PKB dan juga PPP, kebetualan keduanya sama-sama hijau), dan warna biru (PAN).

Jika wakil menteri (wamen) juga dimasukkan, warnanya kian ramai, karena ada wamen asal Partai Perindo, PSI, dan PBB.

Menariknya, dalam kabinet pelangi atau kabinet koalisi gemuk itu tadi, gara-gara tahun politik datang terlalu cepat, sekarang sudah ada "koalisi dalam koalisi".

Pertama, ada  Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP dan PAN. Tapi, siapa capres yang bakal diusung KIB, hingga sekarang belum diumumkan.

Kedua, koalisi antara Gerindra dan PKB. Nama koalisinya tidak jelas atau mungkin belum diberi nama, tapi sudah ada piagam deklarasi yang ditandatangani ketua umum kedua partai itu.

Ketiga, nah, ini yang boleh dikatakan sedikit nyeleneh, koalisi antara partai pendukung Jokowi saat ini (Nasdem) dengan partai oposisi, Demokrat dan PKS.

Koalisi yang nyeleneh tersebut masih bersifat cair, meskipun ketiganya disatukan oleh kepentingan menjadikan Anies Baswedan sebagai capres.

Namun, diduga pembahasan tentang siapa cawapresnya akan berjalan alot dan malah berpotensi membuyarkan kerjasama.

Keempat, ini sebetulnya belum berkoalisi, tapi lagi kasak kusuk berkunjung ke partai-partai lain. Partai yang melakukan safari politik dimaksud adalah PDIP.

Secara ketentuan, PDIP merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung sendiri capres-cawapresnya, tanpa perlu berkoalisi.

Tapi, yang namanya jalan sendiri pasti tidak enak, makanya PDIP lagi tahap pedekate dengan sejumlah partai.

Puan Maharani sengaja diutus oleh Ketua Umum PDIP Megawati, untuk menyambangi ketua umum beberapa partai lain yang merupakan anggota koalisi pendukung Jokowi sekarang.

Sejauh ini, Puan sudah bertemu dengan Prabowo (Gerindra), Surya Paloh (Nasdem), Muhaimin Iskandar (PKB) dan Airlangga Hartarto (Golkar).

Nah, bisa dibayangkan, dengan adanya koalisi dalam koalisi, seperti apa suasana kebatinan kalau Presiden Jokowi melakukan rapat kabinet lengkap.

Mungkin akan ada sedikit "sikut-sikutan" di belakang layar. Padahal, kekompakan kabinet sangat diperlukan agar semua program pembangunan bisa dieksekusi dengan baik.

Itulah akibatnya, jika parpol pada kesusu menyampaikan capres jagoannya. Akan terjadi semacam ujian loyalitas bagi semua partai pendukung Jokowi, yang sisa masa kerjanya masih sekitar 2 tahun lagi.

Mudah-mudahan, dengan kepemimpinan Pak Jokowi yang kokoh, kekompakan kabinet tetap bisa terpelihara dengan baik.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun