Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Evergreen Brand, Merek Produk yang Tak Ada Matinya

11 Oktober 2022   04:51 Diperbarui: 12 Oktober 2022   01:00 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah yang terjadi kalau kita melihat brand dari produk telepon seluler, tidak ada yang mampu bertahan sangat lama.

Dulu, merek Nokia dan Blackberry seolah-olah akan jadi evergreen brand, ternyata belakangan ada merek lain lebih disukai konsumen.

Bahkan, beberapa merek dari China mampu merajai pangsa pasar telpon seluler untuk segemen kelas menengah ke bawah.

Jelaslah, merek-merek yang jadi pionir atau yang pertama di lempar ke pasaran belum pasti akan jadi evergreen brand. 

Ya, untuk air mineral memang merek yang sangat terkenal kebetulan adalah merek yang juga menjadi pionir. Tapi, untuk mi insatan, merek yang pertama kali muncul adalah Supermi, bukan merek yang sekarang sangat merajai pasar mi instan. 

Tahun 1986, perusahaan yang menjadi produsen Supermi tersebut, diakuisisi oleh perusahaan Indofood.

Apalagi kalau kita bicara tentang merek produk elektronik, betapa banyak merek yang menjadi pelopor, kemudian malah mengalami kebangkrutan karena ketinggalan zaman.

Bagi mereka yang pernah belajar ilmu manajemen pemasaran, tentu tahu dengan kurva yang menggambarkan product life cycle (PLC).

Product Life Cycle|dok. taupasar.com
Product Life Cycle|dok. taupasar.com

Dalam teori tersebut yang terlihat pada gambar di atas, siklus kehidupan sebuah produk terbagi atas 4 tahap.

Pertama, tahap introduction. Ini merupakan tahap awal produk diperkenalkan kepada konsumen yang disasar. Tentu, peranan promosi yang mencolok menjadi penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun