Lalu, di depan kantor bank, biasanya dipajang aneka hadiah yang akan dibagikan. Jangan heran, di halaman depan kantor pusat sebuah bank, dipajang mobil mewah sebagai grand prize bagi penabung yang beruntung.
Ketika undian dilaksanakan, biasanya disiarkan salah satu stasiun televisi yang jam tayangnya sudah diblok (tentu dengan tarif mahal) oleh bank yang bersangkutan.
Artis-artis top ikut memeriahkan acara pengundian dan para penabung akan harap-harap cemas menunggu hasil undian diumumkan.
Ya, begitulah, era dulu sudah berbeda jauh dengan era sekarang. Ketika itu masih banyak orang yang belum punya rekening tabungan.
Lagi pula, jumlah bank terlalu banyak, sehingga persaingan untuk memperebutkan dana juga demikian ketat. Makanya seakan ada perlombaan adu jor-joran memberi hadiah.
Sekarang, jumlah bank menciut, karena bank-bank kecil banyak yang sudah diakuisisi bank-bank besar.
Belum lagi bank-bank yang terpaksa dimerger karena kejeblos saat krisis moneter pada penghunjung dekade 1990-an.
Bahkan, tak sedikit pula bank yang dilikuidasi, yang riwayatnya tamat begitu saja dan soal utang piutang diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Di lain pihak, masyarakat sudah hampir semua punya rekening tabungan. Apalagi mereka yang bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan atau instansi.
Para karyawan wajib punya rekening tabungan di bank, karena gajinya dibayarkan melalui tabungan tersebut.
Bahkan, lazim pula seseorang yang punya beberapa tabungan, baik di bank yang sama maupun di bank yang berbeda.