Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Sandi Tanpa Prabowo, PKS Kantongi Nama 6 Potensial Capres

21 September 2022   08:01 Diperbarui: 21 September 2022   08:05 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden PKS Ahmad Saikhu|dok. Istimewa, dimuat detik.com

Tak ada yang ada abadi dalam politik. Itulah yang sekarang terlihat jika mengikuti dinamika yang terjadi pada beberapa partai politik (parpol) di negara kita.

Salah satu contohnya adalah sudah berakhirnya kemesraan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.

Pada dua kali pemilihan presiden (pilpres) sebelumnya, yakni pada 2014 dan 2019, PKS menjadi salah satu partai pendukung setia Prabowo.

Ketika Pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa yang merupakan kader Partai Amanat Nasional (PAN), sedangkan pada 2019 Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno, sesama orang Gerindra.

Seperti diketahui, Prabowo mengalami kekalahan, baik pada 2014 maupun 2019, dari capres yang sama, yakni Joko Widodo.

Tapi, ada juga kolaborasi PKS-Gerindra yang menuai sukses, seperti dalam Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu, yang mengantarkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur.

Meskipun begitu, Sandi hanya "numpang lewat" saja di kursi wagub, karena harus melepaskannya agar bisa ikut Pilpres 2019.

Seperti ditulis di atas, Prabowo-Sandi akhirnya takluk dari pasagan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sedangkan kursi wagub diserahkan kepada kader Gerindra Ahmad Riza Patria.

Nah, sekarang, dalam rangka menyongsong Pilpres 2024, PKS mengambil langkah berbeda. Prabowo tidak lagi dilirik, meskipun menurut hasil survei, Prabowo punya elektabilitas yang tinggi.

Namun demikian, cukup menarik bahwa PKS menilai Sandiaga Uno sebagai salah satu dari 6 tokoh yang dijagokannya yang berpotensi untuk diusung pada Pilpres 2024.

Dapat ditafsirkan bahwa PKS ingin "menceraikan" Sandi dari Prabowo. Dan memang, Sandi sudah dapat peringatan, karena Gerindra memutuskan mencalonkan Prabowo, tertutup peluang Sandi untuk diusung Gerindra.

Artinya, jika Sandi masih ingin maju, silakan hengkang ke parpol lain, sekiranya ada yang meminang. Itulah yang sekarang dilakukan PKS.

Selain Sandi, ada pula nama Anies Baswedan, sehingga peluang Anies untuk betul-betul jadi capres cukup besar. Sebelumnya, Anies juga masuk dalam 3 nama versi Nasdem.

Apakah PKS berniat menyandingkan kembali Anies-Sandi seperti pada Pilgub DKI Jakarta yang lalu? Tergantung nantinya hasil kesepakatan dengan partai lain yang mau berkoalisi.

Anies bukan satu-satunya gubernur yang masuk radar PKS, karena ada lagi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Sedangkan 3 nama lain yang dinominasikan PKS, semuanya ketua umum parpol, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat), Airlangga Hartarto (Golkar) dan Muhaimain Iskandar (PKS).

Penyebutan 6 nama di atas berdasarkan pernyataan dari Ketua Bidang Humas DPP PKS Ahmad Mabruri yang banyak diberitakan media daring, antara lain merdeka.com (19/9/2022).

Tak satupun tokoh internal PKS yang masuk 6 nama di atas, menandakan PKS sadar diri bahwa mereka belum punya figur yang potensial. 

Bahkan, Ketua Umum PKS sendiri, Ahmad Saikhu, sadar bahwa dirinya masih belum masuk radar dalam survei elektabilitas yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

Meskipun PKS tak punya figur yang menonjol, ada kelebihan PKS dari sisi soliditas partai sampai ke tingkat cabang dan ranting.

PKS punya pemilih yang loyal dan telah membuktikan bahwa dalam beberapa pemilu sebelumnya, PKS lebih unggul dari partai Islam lain seperti PPP dan PAN.

Menarik untuk disimak, dengan memasukkan nama 3 ketua umum partai, PKS ingin menarik Golkar dan PKB ke dalam gerbong koalisi besar.

Saat ini, meskipun belum diumumkan secara resmi, koalisi yang ada belum bisa disebut besar, karena hanya terdiri dari Nasdem-PKS-Demokrat.

Tapi, jika Golkar tertarik dengan PKS, koalisinya dengan PAN dan PPP bisa terancam. Begitu pula kalau PKB bergabung, koalisinya dengan Gerindra bisa bubar.

Dari berbagai kemungkinan tersebut, kuat dugaan koalisi Nasdem-PKS-Demokrat akan mengusung Anies-AHY. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun