Atau, tak tertutup kemungkinan ada kejutan, bila akhirnya yang ditugaskan sebagai Pj. Gubernur adalah figur lain diluar tiga sosok di atas.
Yang penting, harapan warga Jakarta agar mendapat seorang pemimpin yang profesional dengan rekam jejak yang cemerlang, bisa terpenuhi.
Jika kebetulan sosok yang terpilih adalah putra daerah, tentu ada nilai plusnya, karena masyarakat Betawi sejak lama seperti tidak menjadi tuan rumah di kotanya sendiri.Â
Tapi, parameter utama seharusnya terletak pada sikap netral seorang Pj Gubernur terhadap parpol manapun. Kenetralan tersebut akan menjadikannya tetap steril dari pengaruh parpol.
Masalahnya, sebagai Pj. Gubernur, tentu akan berperan besar saat Pilgub DKI Jakarta dilangsungkan pada 2024 mendatang, di mana Anies Baswedan masih berpeluang menjadi gubernur satu periode lagi.
Diduga, jika Anies tidak maju sebagai capres-cawapres pada pilpres 2024 karena tidak ada parpol pengusung, Anies masih berminat kembali menduduki kursi DKI-1.
Di lain pihak, parpol lain yang bukan pendukung Anies, wajar pula sangat berharap mendapat kesempatan untuk menjadi orang nomor satu di Jakarta, walaupun nanti Jakarta bukan lagi ibu kota negara.
Nah, Pj Gubernur harus independen, tidak memihak salah satu calon gubernur mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H