Bisa juga dalam rangka mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan setianya. Sehingga, jika di rumah seseorang terpampang kalender katakanlah dari Bank XYZ, maka tamu yang datang menduga bahwa tuan rumah adalah nasabah bank itu.
Namun, sebagai lembaga tinggi, eksistensi DPR tentu berbeda dengan perusahaan. Tanpa kalender pun, DPR sudah sangat terkenal karena sangat sering diberitakan media massa.
Sebelum geger kalender, DPR juga pernah ramai diberitakan ketika menganggarkan jumlah yang besar untuk pengadaan gorden.
Tapi, untunglah, setelah suara masyarakat yang digaungkan oleh media massa dan media sosial bereaksi keras, pengadaan gorden untuk rumah dinas anggota DPR tersebut akhirnya dibatalkan.
Kembali ke soal kalender DPR, bisa jadi di mata anggota DPR, anggaran sebesar Rp 955 juta merupakan angka receh, kecil sekali.
Namun, ketika yang receh itu setara dengan 1.600 paket bansos, tentu rasa keadilan masyarakat agak terguncang.Â
DPR bisa dinilai kurang peka dengan kondisi sekarang ini, di mana harga-harga pada naik, sementara penghasilan masyarakat umum tidak meningkat. Sense of urgency, itulah yang kita tuntut dari semua anggota dewan yang terhormat.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H