Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Management Trainee, Jalan Pintas Mencetak Manajer Perusahaan

3 November 2022   04:32 Diperbarui: 3 November 2022   15:07 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Management Trainee (MT) merupakan program khusus yang biasa dilakukan perusahaan kelas menengah ke atas dengan merekrut fresh graduate melalui seleksi yang ketat.

Maksud seleksi ketat adalah dengan memakai standar passing grade yang lebih tinggi ketimbang merekrut karyawan biasa. 

Mereka yang lulus seleksi, terlebih dahulu akan mengikuti serangkaian tahapan pelatihan, sebagai bekal nanti saat mereka sudah betul-betul bekerja.

Dapat dikatakan bahwa MT semacam jalan pintas untuk mencetak kader jajaran pimpinan di suatu perusahaan, seperti untuk mengisi posisi manajer, kepala cabang, dan sebagainya.

Tapi, tentu membutuhkan beberapa langkah lagi bagi rekrutan yang baru lulus MT, agar bisa meraih posisi manajer. Itupun awalnya adalah manajer pada lapisan bawah.

Biasanya, mereka harus melalui posisi staf junior, staf, staf senior, kemudian bila dianggap punya kemampuan, baru dipromosikan sebagai manajer.

Meskipun melewati beberapa tahap, tetap saja karier MT jauh lebih cepat ketimbang karyawan yang diterima bukan dari jalur MT.

Karyawan bukan MT, meskipun berbekal ijazah S-1, biasanya ditempatkan di posisi pelaksana yang melaksanakan tugas administrasi, customer service, dan pekerjaan non staf lainnya.

Jika karyawan non MT tersebut berkinerja bagus secara konsisten dari tahun ke tahun, baru bisa meraih posisi staf dan bergabung dengan yang berasal dari program MT.

Bahkan, cukup banyak karyawan non-MT yang sampai pensiun posisinya hanya beranjak sedikit saja dibandingkan saat baru direkrut.

Makanya, jangan heran jika di sebuah kantor banyak ditemukan karyawan senior yang masih mengerjakan pekerjaan administrasi.

Perlu diketahui, bagi mereka yang diterima lewat jalur MT, sewaktu masih tahap mengikuti program pendidikan dan pelatihan, meraka antara lain melakukan on the job training (OJT).

Ketika OJT tersebut, seluk beluk pekerjaan di level bawah yang bersifat administratif pun perlu dikuasai, sehingga mau tak mau mereka belajar pada senior yang non-MT itu tadi.

Nah, di sinilah rekrutan MT perlu menjaga sikap, meskipun nantinya mereka akan jadi bos dari para senior itu, mereka harus tetap berlaku santun.

Para calon pemimpin tersebut tidak cukup kalau hanya punya skills dan knowledge. Tapi, tak kalah pentingnya adalah punya attitude yang baik.

Apalagi, bagi kita di Indonesia, seorang pemimpin akan lebih dihormati bukan karena kekuasaannya, tapi karena sikap dan tingkah lakunya yang layak jadi panutan.

Dalam hal ini, menghargai orang yang lebih tua, sudah menjadi bagian dari tata krama yang perlu dipelihara, termasuk oleh calon pemimpin.

Jangan sampai seorang rekrutan MT bertindak petentang petenteng. Memang, posisinya bagus, kalau ibarat di dunia militer, sama dengan lulusan akademi militer

Seperti kita ketahui, para perwira yang sekarang jadi pejabat di instansi militer, rata-rata lulusan akademi militer. 

Adapun tentara yang direkrut bukan dari lulusan akademi militer, perjalanan kariernya untuk menjadi perwira tinggi, kalaupun ada, peluangnya lebih kecil.

Ilustrasi management trainee|dok. amazonaws.com, dimuat seputarkarir.com
Ilustrasi management trainee|dok. amazonaws.com, dimuat seputarkarir.com

Program MT merupakan jawaban atas problem kaderisasi pemimpin di berbagai perusahaan.

Bagaimanapun, kaderisasi yang baik merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen perusahaan. Mereka yang punya jabatan tidak bisa berlama-lama di posisi tersebut.

Seorang kepala bagian tentu ingin menjadi kepala divisi, kepala divisi ingin menjadi direktur, dan seorang direktur ingin menduduki kursi direktur utama. 

Semua itu merupakan hal yang wajar karena memang harus seperti itu. Makanya, seorang kepala bagian harus menyiapkan salah satu stafnya untuk diharapkan mengganti dirinya.

Dengan menyiapkan kader tersebut, artinya si pejabat telah siap untuk naik ke posisi yang lebih tinggi.

Nah, para staf yang diterima melalui jalur MT, biasanya diperlakukan seolah-olah melalui jalur cepat.

Mereka masuk nominasi untuk dipromosikan, sekiranya jabatan di atasnya ada yang lowong. 

Tak heran, dalam masa sekitar 5-7 tahun masa kerja, mereka rata-rata sudah punya posisi pada manajemen level menengah.

Sekiranya mereka punya attitude yang baik, selain tentunya punya skill dan knowledge, biasanya kariernya akan cepat melesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun