Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP Merapat ke Nasdem, PKS dan Demokrat Terkucil?

26 Agustus 2022   06:38 Diperbarui: 26 Agustus 2022   07:08 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surya Paloh dan Puan Maharani|dok. Antara Foto/Rivan Awal Lingga/tom

Politik itu dinamis dan sewaktu-waktu bisa berubah demikian cepat. Makanya, jangan tanyakan soal konsistensi kepada seorang politisi, selalu ada alasan bila pernyataannya sebelumnya tiba-tiba tidak berlaku lagi.

Sebagai contoh, hubungan partai PDIP dengan Partai Nasdem sempat melemah, meskipun kedua partai ini masih berkoalisi dalam kabinet sekarang ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Namun, setelah Nasdem menyebut 3 nama yang berpotensi diusungnya pada Pilpres 2024 mendatang, salah satunya justru kader PDIP, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, rekasi PDIP mulai dianggap kurang bersahabat.

Soalnya, hal itu bisa ditafsirkan sebagai memecah belah PDIP, karena PDIP sendiri diprediksi tidak akan mengusung Ganjar, melainkan Puan Maharani yang juga putri sang ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri.

Lagipula, tiba-tiba ada komentar dari Partai Nasdem tentang partai yang sombong. PDIP yang merasa kena sentil, langsung bereaksi dengan menyatakan mereka bukan partai yang sombong.

Nah, dalam kondisi seperti itu, langkah Puan Maharani yang memilih Nasdem sebagai parpol pertama yang disambangi dalam program safari politik, tentu cukup mengejutkan.

Apalagi kalau mengingat bahwa Nasdem sudah terlihat mesra dengan PKS dan Partai Demokrat. Padahal, PDIP selama ini sangat sulit untuk berkoalisi dengan PKS dan Demokrat.

Apakah hal itu bisa ditafsirkan bahwa Nasdem mulai berpindah ke lain hati, dan membiarkan PKS dan Demokrat terkucil?

Terlalu dini untuk menyimpulkan seperti itu. Toh, sekali lagi, meskipun politik itu dinamis, semua parpol tentu punya hitung-hitungan tersendiri.

Apa tanggapan Demokrat dan PKS setelah Puan menyambangi Surya Paloh? Sejauh yang terungkap di media massa, PKS dan Demokrat tidak memperlihatkan kecemburuannya.

PKS dan Demokrat juga yakin, kerjasama yang sudah digalang dengan Nasdem akan tetap berkanjut, hingga pada waktunya akan memunculkan nama capres-cawapres yang disepakati ketiga parpol itu.

Seperti diketahui, sebelumnya 3 nama masuk radar Nasdem, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), dan Andika Perkasa (Panglima TNI).

Dari ketiga nama di atas, diduga nama Anies yang jadi daya tarik bagi PKS dan sepertinya juga bagi Demokrat, sehingga kedua partai ini tertarik bekerja sama dengan Nasdem.

Tapi, setelah Puan Maharani mendatangi markas Nasdem, muncul kalimat bahwa dalam politik semuanya dinamis, bisa berubah sewaktu-waktu.

Bisa saja, nama Puan Maharani masuk radar Nasdem dan yang out justru Ganjar Pranowo. Atau dua-duanya masuk, toh nanti yang dipilih salah satu.

Namun, bisa juga kunjungan Puan tidak ada dampak apa-apa, seperti kunjungan Prabowo kepada Surya Paloh, yang justru memunculkan gosip, bahwa konon Prabowo di mata Nasdem sudah tua.

Meskipun gosip tersebut tidak jelas kebenarannya, toh akhirnya Prabowo sudah mantap mau maju lagi pada Pilpres 2024. 

Dukungan terhadap Prabowo dari partai lain, sejauh ini baru dari PKB. Tapi, nanti diperkirakan akan ada partai lain yang juga akan mendukung.

Kembali ke kunjungan Puan, hal tersebut bisa dianggap sebagai respon simpatik PDIP setelah dulu sempat heboh soal partai yang "sombong". 

Nah, sebagai bukti tidak sombong, justru Nasdem mendapat kehormatan sebagai partai pertama yang disambangi Puan. 

Memang, bukan Megawati yang datang. Tapi, Puan sudah dianggap sebagai orang nomor dua di PDIP.

Tak perlu gengsi partai sebesar PDIP datang ke partai papan tengah Nasdem, apalagi katanya ibarat pertemuan antara om dan keponakan.

Sebetulnya, soal tudingan partai sombong, Surya Paloh sudah memberikan klarifikasi bahwa hal itu bukan ditujukan kepada PDIP, tapi semacam introspeksi bagi Nasdem sendiri.

Nah, tinggal ditunggu, apa dampak kunjungan Puan terhadap kerjasama Nasdem-PKS-Demokrat. Apapun juga, PKS dan Demokrat perlu berhitung lebih cermat, agar tidak terkucil.

PDIP sendiri mengatakan tidak ada masalah apa-apa dengan PKS dan Demokrat, hanya untuk berkoalisi tidak mungkin karena tidak sama chemistry-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun