Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bayi Anda Tak Mau MPASI? Ajak Main Pesawat Pakai Sendok

21 Agustus 2022   17:10 Diperbarui: 21 Agustus 2022   17:12 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelahiran cucu pertama saya pada awal Januari 2022 lalu adalah sensasi yang luar biasa bagi saya dan istri. Betul kata orang, sayang kepada cucu lebih terasa, mungkin lebih tinggi dibandingkan sayang kepada anak.

Sekarang, karena sudah mendekati akhir Agustus, tentu sang cucu tersebut sudah berusia sekitar 8 bulan. Usia yang sedang lucu-lucunya dan sering bikin gemes.

Ceritanya, kedua orang tua cucu tersebut, pada hari kerja, sekitar jam 10 pagi datang ke rumah kami mengantarkan cucunya. Kebetulan, rumah tempat anak saya tinggal dan rumah kami berjarak beberapa ratus meter saja.

Setelah kedua orang tua sang cucu selesai bekerja sekitar jam 7 malam, mereka datang lagi menjemput cucu, untuk dibawa ke rumahnya.

Memang, begitu menginjak usia 6 bulan, selain membawa air susu ibu (ASI), menantu wanita kami juga membawa makanan pendamping ASI (MPASI).

Ada MPASI yang sudah berupa makanan jadi, mirip biskuit. Tapi, ada juga yang diolah sendiri oleh sang menantu, berdasarkan penjelasan dari dokter anak yang mengontrol kesehatan cucu kami setiap bulannya.

Tentu, ASI dan MPASI tersebut menjadi tugas istri saya (terkadang juga saya ikut membantu), untuk memberikannya kepada cucu kami.

Jika ASI diisap dari dot yang ada di bagian tutup botol, maka untuk MPASI yang berupa makanan olahan, disuapkan menggunakan sendok kecil.

O ya, ada juga sih sedikit "drama" terkait perbedaan pendapat tentang MPASI antara istri saya dengan menantu wanitanya.

Karena dokter bilang harus mulai diperbanyak protein, maka unsur daging di MPASI yang dibuat si menantu menjadi dominan. Sayangnya tidak terlalu halus waktu dihancurkan pakai blender.

Akibatnya, si bayi tak bisa mencerna dan makanannya muntah kembali. Istri saya menyarankan, unsur dagingnya agar dikurangi dan betul-betul halus.

Demikian pula soal saran dokternya agar MPASI diberi santan. Hanya saja, menantu saya memberikan santan dalam kemasan, yang menurut istri saya kurang bagus, karena ada pengawetnya.

Baik, karena saya tak begitu paham soal bahan MPASI, perbedaan pendapat di atas tidak bisa saya beri pendapat, mana yang betul. 

Saya juga tak punya ide menu MPASI, jadi saya ikut saja apa yang dilakukan istri saya, karena ia sudah berpengalaman melahirkan 3 orang bayi.

Syukurnya, selama ini menantu mau menerima pendapat ibu mertuanya. Sehingga, jika ada masukan, besoknya si menantu sudah membuat MPASI yang seperti dikatakan istri saya.

Saya hanya ingin share tentang kiat yang merupakan "penemuan" saya sendiri dalam mengatasi seorang bayi yang tiba-tiba ngambek, tidak mau disuapi MPASI.

Karena cucu saya suka sekali diajak bermain, maka muncul ide saya untuk main pesawat-pesawatan. Saya pakai sendok kecilnya sebagai "pesawat" yang melayang-layang di udara. 

Ketika si bayi sudah gembira lagi menyaksikan pesawat, lalu si pesawat itu tiba-tiba mendarat di mulutnya, tanpa penolakan lagi. 

Alhamdulillah, akhirnya porsi MPASI yang sudah disiapkan bisa dilahap sang cucu sampai habis. Intinya, kita harus kreatif mencari jalan, bagaimana agar si bayi mau menghabiskan makanannya.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun