Tapi, seandainya tidak menggunakan kendaraan pribadi, ojol memang praktis, gampang dipesan, dan hanya perlu melangkah ke depan rumah.Â
Era kejayaan angkot betul-betul telah berakhir, bahkan termasuk juga di kota-kota kabupaten. Soalnya, ojol pun juga sudah berkembang hingga ke pelosok.
Kira-kira apa solusinya? Untuk kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Palembang, dan Makassar, memang pengadaan bus semacam Transjakarta bisa diterapkan.
Dengan catatan, pemilik angkot dan pengemudinya, sebaiknya diajak bekerja sama sehingga tidak ada yang merasa kehilangan pekerjaan atau kehilangan pendapatan.
Sedangkan untuk kota-kota yang lebih kecil, jika rute angkot lebih fleksibel dan pengemudinya dilatih untuk menggunakan aplikasi tertentu atau media sosial tertentu, mungkin bisa menyelamatkannya dari gempuran ojol.
Khusus untuk Jakarta, sekiranya nanti rute MRT dan LRT sudah meluas ke segenap penjuru Jakarta, diperkirakan akan berhasil menarik minat masyarakat luas untuk menggunakannya, seperti di kota-kota besar dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H