Pedagang mi bakso, mi ayam, mi pangsit, dan mi-mi lainnya, jelas sangat besar ketergantungannya pada mi instan, terlepas dari apapun mereknya. Â
Jadi, berbicara dampak kenaikan harga mi instan, mau tak mau menyangkut mata rantai yang panjang, dari petani gandum, produsen tepung terigu, produsen mi instan, distributor, pengecer, supermarket, pedagang pinggir jalan, dan baru konsumen akhir.
Di masing-masing mata rantai ada banyak karyawan yang terlibat, artinya kehidupannya bersama masing-masing keluarga, bergantung pada omzet mi instan.
Salah satu dampak yang diangkat oleh tulisan ini adalah para pedagang kecil yang menggunakan mi instan sebagai bahan utama untuk dimasak.
Konsumen mereka adalah masyarakat kecil, tentu bila pedagang kelas pinggir jalan itu menaikkan harga, bisa membuat pelanggannya akan berkurang.
Padahal, selain harga mi instan yang naik, sebelumnya pedagang tersebut sudah menjerit karena kenaikan harga minyak goreng, cabai, gas elpiji, dan berbagai bahan makanan lain.
Inilah buah simalakama bagi pedagang makanan berbahan mi instan yang perlu dicarikan solusi agar mereka tetap eksis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H