Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nabil Asyura Top Skor AFF U-16 dan Kisah Pilu Orangtuanya

7 Agustus 2022   08:10 Diperbarui: 7 Agustus 2022   08:23 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah dan Ibu dari Nabil Asyura | dok. tribunsumbar.com/han

Sejak pertama kali Timnas Indonesia U-16 tampil melawan Filipina, Minggu (31/7/2022) pada Turnamen Piala AFF U-16 yang berlangsung di Yogyakarta, saya sudah kepincut dengan striker timnas, Nabil Asyura.

Bukan karena permainan yang memukau, karena pada laga pembukaan Nabil belum mencetak gol dan semua pemain Indonesia terlihat masih demam panggung, belum bermain lepas.

Ketika itu Timnas U16 hanya menang 2-0 dan menyia-nyiakan belasan peluang emas yang sekiranya para pemain bisa lebih tenang, Indoesia akan menang besar.

Mohon maaf, saya kepincut karena alasan primordial. Reporter televisi mengatakan bahwa Nabil Asyura adalah putra Payakumbuh, Sumbar.

Payakumbuh? Ini kota kelahiran saya dan saya tinggal di sana hingga saya menamatkan sekolah menengah. Jelas, bagi saya Payakumbuh adalah kota tercinta, meskipun saya telah lebih 30 tahun ber-KTP DKI Jakarta.

Nabil Asyura setelah mencetak gol ke gawang Vietnam | dok. PSSI, dimuat suara.com.
Nabil Asyura setelah mencetak gol ke gawang Vietnam | dok. PSSI, dimuat suara.com.
Bahwa Payakumbuh punya pemain berbakat, saya tidak terlalu kaget. Sejak saya kecil dulu, untuk skala Provinsi Sumbar, Payakumbuh termasuk yang diunggulkan bersama kota Padang.

Bahkan, seorang pelatih top level nasional saat ini, Nil Maizar, adalah teman SMP adik saya di Payakumbuh. Nil pernah jadi kapten timnas junior, yang sayangnya saat sudah di level senior kariernya berakhir cepat karena cedera serius. 

Tapi, sepak bola Sumbar sudah tenggelam sejak Semen Padang tergusur dari Liga 1 ke Liga 2. Jadi, bagi saya keberadaan Nabil Asyura menjadi semacam pembangkit harapan sepak bola di Ranah Minang.

Kehebatan  Nabil baru terbukti pada laga melawan Singapura (3/8/2022), di mana Indonesia membantai anak-anak negeri singa itu dengan skor 9-0.

Nah, Nabil saat itu mencetak hattrick. Kemudian, gol fenomenal Nabil saat melawan Vietnam (6/8/2022) menjadi penentu kemenangan Indonesia atas lawan yang selama ini sulit dikalahkan itu.

Gol tersebut sekaligus mengantarkan Nabil menjadi salah satu top skor Piala AFF U16 2022. Nabil masih berpotensi menambah pundi-pundi gol, karena timnas Indonesia maju ke semifinal.

Saya penasaran dan mencari informasi tentang profil Nabil Asyura. Pemain yang berposisi sebagai penyerang tersebut lahir di Payakumbuh, 2 Juli 2006.

Dengan tinggi badan 1,76 meter, postur Nabil termasuk ideal untuk ukuran negara-negara Asia Tenggara. Ia belajar main bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Arafah, Payakumbuh.

Menginjak usia remaja, Nabil bermain untuk klub Gasliko (Gabungan Sepak Bola Kabupaten Limapuluh Kota) dan kemudian memperkuat PSP Padang U-15 sejak 2022 hingga sekarang.

Prestasi Nabil sebelumnya adalah sebagai top skor Piala Suratin U-15 dengan mengemas 9 gol, dan mengantarkan PSP tampil sebagai juara 3 nasional. 

Nabil sekarang tercatat sebagai siswa kelas 2 SMA di PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar) Padang.

Di balik kisah sukses Nabil, ternyata ada kisah pilu yang tanpa sadar membuat saya meneteskan air mata saat membacanya dari media tribunsumbar.com (4/8/2022).

Orangtua Nabil yang tinggal di Kelurahan Subarang Batuang, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, ternyata bukan orang yang berpunya.

Ayahnya (Bismianto, 48 tahun) bekerja serabutan, terkadang menjadi kuli bangunan dan sering pula menjadi pedagang ikan. Sedangkan ibunya (Martaliza, 45 tahun) seorang ibu rumah tangga.

"Sering kita tidak bisa memenuhi keinginan Nabil, seperti ketika Nabil meminta beli sepatu, Nabil minta izin untuk bertanding keluar kota, tidak mungkin orangtua tidak memberikan anaknya sedikit uang jajan," kata Martaliza sambil menangis.

Jangankan untuk fasilitas, untuk makan Nabil saja, orangtuanya berutang di warung sebelah untuk membeli beberapa butir telur.

Di lain pihak perhatian dan bantuan dari pemerintah tidak pernah diterima Nabil, meskipun Nabil telah memperoleh banyak sertifikat piagam penghargaan dan medali. 

Syukurlah, perjuangan "berdarah-darah" orangtuanya sekarang membuahkan hasil luar bisa, putra tercintanya menjadi kebanggaan Indonesia.

Semoga Nabil tidak cepat puas, perjalanannya masih panjang, dan harapan kita, Nabil Asyura akan lebih bersinar di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun