Simulasi China tersebut langsung direspon oleh pihak militer Taiwan dengan mengaktifkan sistem rudalnya.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya, meskipun secara de facto Taiwan punya pemerintahan sendiri sejak 1949.
Pada tahun tersebut, China dikuasai oleh pemimpin komunis Mao Zedong, setelah mengalahkan pemimpin Kuomintang, Chiang Kai-shek, yang menyingkir ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan yang terpisah dari China.
Jika perang Rusia-Ukraina saja, yang secara geografis jauh dari negara kita, sudah membuat Indonesia terkena dampak negatif, apalagi dengan konflik yang mengambil tempat di Laut China Selatan.
Taiwan relatif tidak terlalu jauh dari sebagian wilayah Indonesia bagian utara, seperti Kepulauan Natuna.Â
Perang Rusia-Ukraina telah mengganggu rantai pasok bahan pangan dan energi, sehingga terjadi kelangkaan barang yang ujung-ujungnya adalah kenaikan harga.
Nah, sekarang dengan latihan militer China di sekitar Taiwan, seperti yang diberitakan Kompas (6/8/2022), ada risiko yang mengganggu perdagangan dan perjalanan komersial.
Yang terganggu tidak hanya kawasan Asia Timur, tapi meluas secara global. Perlu diingat, China dan AS adalah dua negara mitra dagang Indonesia yang utama.
Adapun Taiwan adalah salah satu produsen utama semikonduktor di dunia, sehingga posisinya sangat strategis dalam pusaran konflik di atas.
Bukan tidak mungkin, jika perang betul-betul meletus, harga bahan makanan dan energi yang sekarang sudah tinggi, akan semakin tinggi lagi.Â
Akankah Indonesia terancam menderita kelaparan? Semoga skenario buruk ini tidak terjadi.