Persoalan kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan telah menambah konflik baru yang berpotensi menyulut peperangan antara China dan Amerika Serikat (AS).
Peperangan mungkin akan menjadi langkah terakhir, dalam arti bila China melihat tidak ada alternatif lain yang lebih efektif untuk "memberi pelajaran" pada AS.Â
Tentu saja kita berdoa semoga peperangan tidak terjadi. Soalnya, kita telah merasakan dampak perang Rusia-Ukraina yang masih saja berkecamuk, berupa kenaikan harga bahan pangan dan energi.
Tapi, bagaimanapun juga, risiko munculnya peperangan, misalnya China menyerang dan mengambil alih kendali pemerintahan di Taiwan, perlu dicermati.
Perkembangan hingga saat ini, memperlihatkan hal yang bisa ditafsirkan bahwa China bersiap-siap untuk melakukan semacam aksi militer.
Rudal China diberitakan jatuh ke perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang (Kompas, 5/8/2022). Jadi, ketegangan di Taiwan sudah merembet ke Jepang.
China menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan, jelas sebagai unjuk kekuatan menyusul kunjungan Nancy Pelocy.Â
Bahkan, demikian seriusnya latihan tersebut, karena China telah melakukan simulasi pergerakan peralatan tempurnya untuk menyerang Taiwan.
Media negara tirai bambu melaporkan bahwa simulasi tersebut difokuskan pada peningkatan kemampuan militer China melancarkan serangan darat dan laut.
Sementara itu, pejabat Taiwan melaporkan adanya pergerakan sejumlah pesawat tempur dan kapal perang China di sekitar Selat Taiwan, Sabtu (6/8/2022).
Garis tengah Selat Taiwan ini adalah garis median pemisah tidak resmi antara wilayah laut China dan wilayah laut Taiwan.Â