Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perundungan Anak yang Keterlaluan, Kado Pahit Peringatan HAN

23 Juli 2022   17:02 Diperbarui: 23 Juli 2022   17:17 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perundungan anak|dok. Thinkstock, dimuat detik.com

Setiap tanggal 23 Juli, di negara kita diadakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Untuk HAN 2022, temanya adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".

Tema di atas sengaja dipilih karena berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, sehingga anak-anak sebagai pewaris masa depan bangsa perlu dilindungi.

Sayangnya, perlindungan dalam bentuk lain, pada sebagian anak belum didapatkannya, bahkan sejumlah anak menderita depresi karena menjadi objek bullying (perundungan).

Perundungan anak, mungkin bagi sebagian orang dianggap biasa saja. Namanya juga anak-anak, jika mereka mengolok-olok salah seorang temannya, ya biarkan saja. Toh, nanti mereka akan main bersama lagi.

Tapi, justru sikap yang membiarkan saja dengan alasan begitulah dunia anak-anak, merupakan awal dari kesalahan fatal. Soalnya, tingkat perundungan yang dibiarkan, berpotensi lama-lama akan menjadi perundungan yang keterlaluan.

Nah, baru-baru ini, terjadi perundungan anak yang sangat keterlaluan di Tasikmalaya, Jawa Barat. Bahkan, ironisnya terjadi menjelang peringatan HAN 2022, sehingga bisa dianggap menjadi sebuah kado pahit.

Bagaimana tidak sangat keterlaluan? Seperti ditulis Kompas.com (22/7/2022), seorang bocah SD 11 tahun di Tasikmalaya meninggal dunia usai mengalami depresi dan sakit diduga akibat dirisak teman-teman sebayanya.

F (inisial bocah tersebut) dipaksa untuk bersetubuh dengan kucing, sambil direkam menggunakan kamera ponsel beberapa waktu lalu.

Korban menjadi depresi karena rekaman tersebut tersebar dan viral, hingga tak mau makan dan minum. F meninggal ketika dirawat di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022).

"Bersetubuh dengan kucing", membacanya saja sudah bikin dada sesak, mengiris-iris perasaan, dan inilah yang tidak terbayang dilakukan oleh anak-anak. Kok bisa-bisanya punya ide yang sangat keterlaluan itu?

Kasus tersebut sekarang tengah ditangani aparat penegak hukum. Harapan kita, meskipun pelakunya masih anak-anak, tetap mendapat hukuman atau mungkin orang tuanya juga mendapat sanksi.

Terlepas dari hukuman apa yang dijatuhkan kepada pelakunya, kasus perundungan anak tersebut menjadi peringatan atau semacam alarm tanda bahaya bagi para orang tua.

Ada yang keliru sejak gadget "menjajah" kehidupan sehari-hari kita. Memberikan gadget kepada anak hanya agar anak-anak tidak menangis, sebuah kekeliruan yang akhirnya bisa fatal.

Anak terpapar porno menjadi salah satu akibat fatal dimaksud. Dan bisa jadi kenapa muncul kasus perundungan anak yang sangat nyeleneh di Tasikmalaya tersebut, berawal dari konten yang ditonton pelakunya.

Maka, orang tua jangan sampai terlena dengan gadget agar tidak ditiru anak-anak dan agar juga punya waktu yang cukup untuk mengawasi kegiatan anaknya.

Melarang total penggunaan gadget bagi anak sekolah menjadi tidak bijak, mengingat banyak juga konten edukatif yang justru diperukan anak-anak.

Kembali ke tema HAN 2022, kita berharap jangan berhenti sekadar slogan, bebaskan anak-anak dari ancaman perundungan dan ancaman lainnya. Menyelamatkan anak sama dengan menyelamatkan masa depan bangsa kita.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun