Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tetap di AFF, Bekuk Vietnam dan Thailand di Kesempatan Mendatang

21 Juli 2022   06:30 Diperbarui: 21 Juli 2022   06:38 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah kodrat Indonesia secara geografis terletak di Asia Tenggara. Maka, dalam soal sepak bola, tak ada yang lebih tepat bagi Indonesia selain bergabung dengan ASEAN Football Federation (AFF).

Wacana agar Indonesia keluar dari AFF bukan solusi yang pas gara-gara AFF tidak merespon protes PSSI, atas dugaan "main sabun" pada pertandingan Vietnam vs Thailand di Turnamen Piala AFF U-19, Minggu (10/7/2022) lalu.

Bahwa para petinggi PSSI, para pemain timnas U-19 dan juga pelatih Shin Tae-yong sangat kecewa dengan Vietnam dan Thailand, sangat bisa dimaklumi.

Saya saja, yang tak punya kepentingan apa-apa dengan PSSI dan hanya sekadar pencinta sepak bola nasional, merasa sakit hati atas main sabun tersebut.

Kegembiraan saya setelah Indonesia melumat Myanmar dengan skor 5-1, langsung berganti dengan terhenyak sedih, makan tak enak tidur tak nyenyak, gegara pada saat bersamaaan, Vietmam dan Thailand berbagi skor 1-1.

Bukan skor 1-1 yang membawa Thailand dan Vietnam melenggang ke semifinal yang bikin saya sedih, tapi cara kedua kesebelasan yang sama-sama tidak ingin menang, sungguh mencederai nilai-nilai sportivitas.

Meskipun sakit hati saya sedikit terobati karena Vietnam dihajar Malaysia serta Thailand dilibas Laos di semifinal, seakan hukum karma itu nyata, tapi saya juga tetap merasa geram.

Kegeraman kali ini bukan lagi pada Vietnam dan Thailand, tapi justru bagi timnas u-19 Indonesia sendiri. Saya menyadari, meskipun Indonesia paling produktif mencetak gol di turnamen tersebut, tapi belum mampu tampil konsisten.

Maksud saya, Indonesia mampu menang besar atas tim lemah, tapi jadi mandul bila melawan tim kuat seperti Vietnam dan Thailand, yang keduanya hanya mampu kita tahan 0-0.

Ironisnya, Malaysia dan Laos yang notabene adalah tim yang tak diunggulkan, malah mampu menyarangkan gol ke gawang Vietnam dan Thailand.

Jadi, setelah saya berpikir lebih tenang, menurut saya memang masih banyak kelemahan timnas U-19. Nah, kita masih punya kesempatan untuk membenahi dengan tetap mempertahankan pelatih Shin Tae-yong.

Kenapa Shin Tae-yong masih diperlukan? Karena metode yang diterapkannya memang tidak bisa membuahkan hasil bagus secara instan, tapi diyakini akan bermanfaat banyak pada jangka panjang.

Kita berharap penampilan puncak timnas U-19 akan dipertunjukkan pada pagelaran Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 mendatang, di mana Indonesia mendapat kehormatan sebagai tuan rumah.

Tapi, sebelum itu, saya ingin sekali timnas U-19 berkesempatan untuk "balas dendam" kepada Vietnam dan Thailand. Bila kesempatan itu datang, Indonesia harus sukses menyikat kedua negara tersebut.

Yang jelas, pada September 2022 mendatang, Indonesia satu grup dengan Vietnam pada Kualifikasi Piala Asia U-20. Inilah momen yang kita tunggu, untuk memperlihatkan siapa kita.

Makanya, terhadap wacana Indonesia keluar AFF dan bergabung dengan EAFF (Federasi Sepak Bola Asia Timur), mohon maaf, saya tidak setuju.

Jangan sampai kita dicibir oleh negara-negara ASEAN sebagai pengecut, menghindar dari mereka karena takut tidak akan bisa menang melawan mereka.

Jadi? Tetap di AFF dan bekuk Vietnam dan Thailand. Itulah solusi paling jitu demi persepakbolaan nasional.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun