Baru mendengar intronya saja berupa lengkingan petikan gitar, sudah begitu menghentak, mengundang saya untuk menggoyangkan badan. Tapi, karena saya di bioskop tentu hanya bisa sekedar menepuk-nepuk paha saja.
Band yang bermarkas di Los Angeles, California, Amerika Serikat, ini dibentuk pada Maret 1985 oleh vokalis Axl Rose, gitaris Izzy Stradlin, lead guitars Tracii Guns, bassist Ole Beich dan drummer Rob Gardner.
Perhatikan nama-nama di atas. Ada nama Tracii Guns dan Axl Rose, yang masing-masing nama belakangnya digabung sebagai nama band.
Masing-masing pemain band tersebut sebelumnya anggota dari dua band. Axl Rose dan Izzy Stradlin dari band Hollywood Rose, dan 3 personil lainnya dari band LA Guns.
Namun, perjalanan Guns N' Roses harus dilewati dengan beberapa kali pergantian personil, dan satu-satunya pendiri yang tetap ada pada setiap formasi adalah Axl Rose.
Axl Rose sendiri merupakan sosok yang otoriter, egois, dan dengan emosi yang meledak-ledak. Itulah yang menyebabkan teman-temannya tidak tahan lagi dan memilih hengkang.
Harus diakui bahwa vokal Axl memang istimewa, ia bisa mengubah suaranya hingga 3 kali saat bernyanyi sambil berlari-lari di atas panggung, yang merupakan ciri Guns N' Roses saat konser.
Keistimewaan lainnya, Axl mampu menciptakan lagu-lagu yang terbukti banyak yang menjadi hits. Namun, sukses Guns N' Roses sebetulnya juga tak lepas dari sosok lead guitarist-nya yang legendaris, Slash.
Slash bergabung dengan Guns N' Roses pada tahun 1985, menggantikan posisi Tracii Guns yang hanya bertahan 2 bulan, lalu keluar dari grup.
Cukup lama Slash bertahan di Guns N' Roses, yakni hingga 1996, kemudian karena tidak sejalan lagi dengan pemikiran Axl, Slash pun cabut dari grup. Namun, pada 2016, ia berdamai dengan Axl dan bergabung lagi dalam Guns N' Roses.
Tanpa Slash, Guns N' Roses seperti kehilangan "gun"-nya. Sayangnya, kepribadian Axl yang temperamental itu tadi, selain Axl juga kecanduan narkoba dan minuman keras, membuat grupnya sering bongkar pasang personil.