Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Meski "The Giant Killer" Apriyani/Fadia Terhenti, Tetap Layak Diapresiasi

18 Juni 2022   05:30 Diperbarui: 18 Juni 2022   05:34 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apriyani/Fadia lagi beraksi|dok. Tangkapan Layar/Instagram/@badminton.ina/, dimuat pikiran-rakyat.com

The Giant Killer atau Sang Pembunuh Raksasa pantas disematkan kepada pasangan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Betapa tidak. Lihatlah dahsyatnya permainan Apriyani/Fadia dengan gaya yang super cepat berhasil menundukkan pasangan Jepang peraih dua kali gelar juara dunia.

Pasangan Jepang dimaksud, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, dikalahkan Apriyani/Fadia pada laga babak pertama turnamen bulutangkis Indonesia Open 2022 di Istora Senayan (15/6/2022) dengan skor 21-7, 17-21, 21-17.

Laga di atas bisa diselesaikan dalam waktu 1 jam 8 menit, yang tergolong cepat untuk pertandingan ganda putri tiga gim. Ini karena itu tadi, Apriyani/Fadia mengembangkan permainan super cepat.

Makanya, pasangan Jepang terlihat kaget meladeni gaya bermain Apriyani/Fadia. Perlu diketahui, pasangan ganda putri andalan Indonesia itu baru terbentuk pada 9 Februari 2022.

Sebelum itu, Apriyani berpasangan dengan pemain legendaris Greysia Polii, yang sukses mempersembahkan medali emas di Olimpiade Tokyo pada tahun lalu. 

Namun, gaya bermain Greysia/Apriyani lebih lambat dan mengandalkan rally-rally panjang, yang membutuhkan pertahanan dan stamina yang kokoh.

Greysia sekarang memutuskan untuk gantung raket mengingat faktor usia yang sudah 34 tahun. Nah, akhirnya Apriyani dipasangkan dengan pemain muda Siti Fadia.

Saat ini, Apriyani berusia 24 tahun dan Fadia baru 21 tahun. Jadi, masa depan pasangan ini masih panjang, asal mereka bisa tampil konsisten. Bahkan, kemampuannya masih bisa ditingkatkan.

Karena track record pasangan baru ini masih sangat minim, peringkat dunianya baru saja diraih setelah mengikuti Indonesia Masters 2022 yang berakhir beberapa hari lalu.

Sebetulnya, debut pertama Apriyani/Fadia terlaksana di ajang SEA Games Vietnam, pada Mei 2022. Tak tanggung-tanggung, meskipun berstatus non-unggulan, Apriyani/Fadia berhasil menyabet medali emas nomor ganda putri.

Tapi, ajang SEA Games yang ruang lingkupnya hanya antar negara se-Asia Tenggara itu tidak diperhitungkan dalam peringkat BWF. 

Berkat prestasi hebatnya mengalahkan beberapa pemain berperingkat atas di Indonesia Masters, sekarang Apriyani/Fadia menduduki peringkat 210 dunia.

Pada Indonesia Masters 2022 lalu, Apriyani/Fadia mengalahkan pasangan Belanda peringkat 41 dunia dan pasangan Malaysia peringkat 36 dunia, masing-masing di babak 32 besar dan 16 besar.

Di babak 8 besar, gelar the giant killer sudah diberikan pada Apriyani/Fadia karena mengalahkan pasangan Korea Selatan ranking 2 dunia, Lee So Hee/Shin Seung Chan, dengan skor 15-21, 21-16, 21-16.

Selanjutnya di semi final, giliran pasangan Malaysia, Pearly Tan/M. Thinaah (peringkat 6 dunia) yang dibabat dengan skor 21-23, 21-14, 21-14.

Sayangnya, di babak final, Apriyani/Fadia dikalahkan pasangan ranking 1 dunia asal China, Chen Qingcheng/Jia Yifan, dengan skor 18-21, 12-21. Tapi, menjadi finalis bagi pasangan baru, sudah sebuah prestasi luar biasa.

Perjalanannya di Indonesia Open, setelah mengalahkan pasangan Jepang di atas, Apriyani/Fadia di babak 16 besar mengalahkan pasangan China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu, dengan skor 21-16, 16-21, 21-18.

Berikutnya, pada babak perempat final yang berlangsung Jumat (17/6/2022), Apriyani/Fadia kembali berhadapan pasangan peringkat 2 dunia dari Korea Selatan yang dikalahkannya pada Indoensia Masters 2022.

Namun, pasangan Korea yang tentu sudah belajar dari kekalahannya di Indonesia Masters kali ini berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 21-14, 21-19.

Publik bulutangkis Indonesia tak perlu terlalu kecewa, kendati mungkin berharap Apriyani/Fadia bisa tampil sebagai juara Indonesia Open 2022.

Justru, usaha gigih Apriyani/Fadia tetap layak diapresiasi. Biarlah, seiring berjalannya waktu, dengan proses pembinaan dan pelatihan yang tepat, pasangan penuh harapan ini akan lebih matang dan lebih berkilau di masa depan.

Seperti ditulis di atas, masa depan pasangan ini masih panjang, karena usianya yang masih muda. Masih banyak turnamen bulutangkis yang akan digelar di berbagai negara sepanjang tahun ini, yang bisa diikuti oleh Apriyani/Fadia.

Jika prestasinya bisa terus meningkat di turnamen-turnamen berikutnya, bukan tidak mungkin pada Olimpiade 2024 mendatang yang akan dilaksanakan di Paris, pasangan ini merebut medali emas.

Sejak bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade, yang dimulai pada Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia berhasil mempertahankan tradisi meraih medali emas. Tentu kita berharap tradisi tersebut berlanjut di Paris pada 2024 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun