Mohon maaf kalau istilah "semesta mendukung" kurang tepat untuk dipakai dalam tulisan ini, yang konteksnya adalah menyangkut perjuangan Timnas Indonesia untuk lolos dari babak kualifikasi Piala Asia 2023.
Yohanessurya.com mengartikan semesta mendukung (disingkat menjadi mestakung) sebagai hukum alam, dimana ketika suatu individu atau kelompok berada pada kondisi kritis, maka semesta akan mendukung untuk dia keluar dari kondisi kritis.
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan semesta adalah sel-sel tubuh, lingkungan, dan segala sesuatu di sekitar individu atau kelompok yang lagi menghadapi kondisi kritis tersebut.
Nah, sekarang tentang Timnas Indonesia atau dijuluki juga dengan Timnas Garuda yang sedang berada di Kuwait. Bukankah pada awalnya banyak yang pesimis Indonesia bakal lolos?
Artinya, sebetulnya kondisi timnas memang lagi kritis, yang beberapa indikasinya dapat dijelaskan seperti berikut ini.
Pertama, saat uji coba lawan Bangladesh di Bandung (1/6/2022), timnas tidak memperlihatkan permainan yang menjanjikan. Alhasil, Bangladesh yang peringkat FIFA-nya di bawah Indonesia, mampu memaksakan skor imbang 0-0.
Kedua, sejumlah pemain yang sebelumnya sering menjadi pilihan pelatih Shin Tae-yong, mengalami cedera, seperti Evan Dimas dan Egy Maulana Vikri.
Ketiga, angin segar yang sempat berhembus bahwa ada 2 pemain yang baru dinaturalisasi akan bergabung  di skuad timnas, ternyata belum bisa bergabung karena secara administrasi belum tuntas.
Kedua pemain dimaksud adalah Jordi Amat yang sebelumnya berkebangsaan Spanyol dan Sandy Walsh yang berpaspor Belgia. Keduanya punya darah Indonesia.
Keempat, posisi Shin Tae-yong sebagai pelatih yang digoyang justru oleh Ketua Umum PSSI sendiri, Mochamad Iriawan atau lebih dikenal dengan Iwan Bule.
Menurut sang ketua umum, Shin Tae-yong kewalahan menangani 3 timnas sekaligus, yakni Timnas U-19, Timnas U-23 dan Timnas Senior.
Oleh karena itu, Shin Tae-yong direncanakan akan fokus melatih Timnas U-19, karena tahun depan Indonesia bakal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Tapi, kembali ke pertandingan di Kuwait, kemenangan atas tuan rumah Kuwait pada laga perdana Grup A (8/6/2022) dengan skor 2-1, sempat membersitkan harapan bahwa Timnas Indonesia akan berhasil lolos babak kualifikasi.
Sayangnya, kekalahan dari Yordania 0-1 pada laga kedua (12/6/2022), kembali membuat posisi Indonesia bagai telur di ujung tanduk.Â
Posisi Indonesia kritis, karena setelah laga kedua itu Indonesia menjadi runner up grup yang terjelek dari 6 grup yang ada. Padahal, yang berhak maju ke Piala Asia hanya 6 juara grup dan 5 runner up terbaik.
Nah, di sinilah unsur mestakungnya. Filipina kalah telak 0-4 dari Palestina di grup B yang bermain di Mongolia (14/6/2022). Maka, sekiranya Indonesia menang pada laga terakhir melawan Nepal, besar kemungkinan akan lolos babak kualifikasi.
Tentu, dengan catatan Yordania yang berlaga melawan Kuwait menjunjung tinggi prinsip fair play dengan bermain sungguh-sungguh.
Soalnya, bila Kuwait menang atas Yordania dengan selisih satu tapi jumlahnya golnya banyak (misalnya skor 3-2 atau 4-3), praktis Indonesia tersisih, meskipun menang besar atas Nepal.
Lagi-lagi ada mestakung, skor akhir Yordania vs Kuwait memperlihatkan tidak ada main mata. Yordania bahkan menang telak 3-0, padahal sekadar seri saja, Yordania sudah aman bercokol sebagai juara grup.
Sedangkan pada laga pamungkas pada Rabu dinihari waktu Indonesia (15/6/2022), Indonesia mampu tampil lepas dan memetik kemenangan telak, bahkan boleh dibilang "pembantaian", dengan skor 7-0 atas Nepal.
Para pemain kita berjuang dengan amat gigih. Baru 6 menit bermain, Dimas Drajat mampu mencetak gol melalui sundulan menyambut umpan Asnawi Mangkualam.
Gol kedua dilesakkan oleh Witan Sulaeman pada menit 43, lagi-lagi hasil umpan yang matang dari Asnawi Mangkualam. Dalam 2 menit (menit ke 54 dan 55) lahir gol ketiga dan keempat dari Fachruddin Aryanto dan Saddil Ramdani.
Indonesia msih belum puas, dua gol cantik lagi lahir dari tendangan Elkan Baggot (menit 80) dan Witan Sulaeman (menit 81). Gol pamungkas yang ciamik lahir dari tendangan jarak jauh pemain berusia 17 tahun, Marselino Ferdinand di menit 90.
Selamat buat Timnas Garuda yang tampil begitu perkasa, menang besar jauh di atas ekspektasi. Bahwa Indonesia bakal menang, memang sudah diduga, tapi paling dengan skor 3-0.
Semoga wacana pelengseran Shin Tae-yong dari timnas senior, hanya sekadar wacana. Kita jelas butuh pelatih yang sangat mumpuni meracik strategi seperti Shin Tae-yong di Piala Asia tahun depan.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H