Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menantang Maut, Sebegitu Pentingkah Konten yang Viral?

30 Januari 2023   05:03 Diperbarui: 30 Januari 2023   06:23 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi konyol seseorang yang berani menghentikan truk yang tengah melaju di jalan raya, demi membuat konten di media sosial yang diharapkan viral, masih saja terulang kembali.

Kabar terbaru datang dari Bogor, seorang remaja berusia 20 tahun tewas di tempat akibat tertabrak truk yang dihentikannya, pada Kamis (5/1/2023).

Menurut Jawapos.com (12/1/2023), sopir truk berinisial AR dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, sehingga kini ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus serupa pernah terjadi di Tangerang, Banten, di mana seorang pria tewas terlindas truk setelah si pria berusaha mencegatnya.

Seperti diberitakan Detik.com (3/6/2022), polisi menduga aksi tersebut demi kebutuhan konten.

Mengomentari aksi di Tangerang di atas, Kementerian Perhubungan sudah mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aksi berbahaya hanya demi konten media sosial.

Media sosial memang sering dimanfaatkan sebagai ajang pamer. Kemudian, bisa mendulang cuan jika menjadi viral dalam arti ditonton oleh banyak orang.

Jauh sebelum itu, banyak remaja yang suka berswafoto, juga untuk dipamerkan di media sosial.

Swafoto sebetulnya relatif tidak berbahaya. Tapi, tetap perlu kewaspadaan, karena terbukti sudah cukup banyak memakan korban.

Sebagai contoh, di Ponorogo, Jawa Timur, seorang bocah kali-laki berusia 14 tahun tewas kesetrum listrik saat berswafoto.

Korban bernama Imam Hartawan tersengat listrik ketika selfi berpegangan tiang lampu penerangan jalan (tvonenews.com, 26/8/2022).

Budaya narsis yang menjadi-jadi membuat mereka yang berniat berswafoto sering abai dengan faktor keselamatannya sendiri.

Tapi, ada beda swafoto dengan aksi menghadang truk. Kecelakaan saat swafoto biasanya karena kelalaian semata.

Sedangkan menghadang truk yang tengah melaju dengan sengaja, ini namanya tindakan gila dan menantang sang maut untuk menjemput ajal.

Viral sekarang menjadi dambaan banyak orang, khususnya para content creator, baik yang sudah profesional, maupun yang baru tahap pemula.

Mereka tak peduli, apakah viral karena hal positif dalam arti bermanfaat bagi penonton, atau viral yang negatif dalam arti menuai cacian.

Bagi mereka, yang penting viral dulu, soal ada konsekuensi lain setelah itu, tinggal minta maaf dengan alasan yang dicari-cari.

Tapi, betapa konyolnya jika aksi menantang maut betul-betul menewaskan, sehingga si pembuat konten malah tidak tahu lagi soal viral atau tidak.

Soal menantang maut tersebut, ada juga yang melibatkan anak kecil, bahkan bayi yang masih berusia 6 bulan.

Itulah yang dilakukan content creator terkenal Ria Ricis bersama suaminya Teuku Ryan, yang dengan "gagah berani" membawa bayinya main jetsky, tanpa si bayi memakai pelampung.

Aksi tersebut tentu saja menuai kecaman dari warganet, bahkan Komisi Nasional Pelindungan Anak  menilai aksi Ria sebagai mengeksploitasi anak demi konten.

Hal itu diucapkan Arist Merdeka Sirait (Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak) dalam wawancara dengan reporter sebuah stasiun televisi, pertengahan Januari 2023 lalu.

Kita harapkan buat mereka yang sering membuat konten, tolong pikirkan dampaknya terhadap keselamatan diri sendiri dan anggota keluarga atau teman yang ikut dalam pembuatan konten.

Yang lebih penting, pikirkan pula dampaknya bila konten tersebut menjadi "penyakit menular" kepada banyak orang.

Jangan sampai menantang maut jadi semakin banyak peminatnya dan semakin banyak pula orang yang tewas sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun