Beberapa pasangan muda dimaksud adalah Pramudya/Yeremia, Sabar Karyama/Mohammad Reza, dan Leo/Daniel. Sebetulnya, ada satu lagi yakni Muhammad Fikri/Bagus Maulana, tapi telah kalah dari rekan senegara Sabar/Reza di babak pertama.
Nah, bagaimana dengan nomor yang paling bergengsi, tunggal putra? Indonesia masih mengandalkan wajah lama, yakni Anthony Ginting dan Jonatan Christie, yang prestasinya masih belum stabil.
Jika dalam puncak permainannya, kedua pemain di atas sanggup mengungguli pemain manapun. Namun, terkadang melawan pemain non unggulan, keduanya malah mengalami kekalahan.
Seperti di Thomas Cup beberapa waktu lalu, Ginting seolah menjadi "kartu mati" karena mengalami kekalahan pada 3 pertandingan pertama.Â
Baru pada babak perempat final, ketika bertemu China, Ginting menang melawan Zhao Jun Peng. Kemudian, saat di semi final melawan Jepang, Ginting mampu menang atas pemain yang lama menjadi penghuni peringkat 1 dunia, Kento Momota
Namun, Ginting kembali tidak konsisten di jalur kemenangan, ketika laga final melawan pemain India, Ginting dikalahkan Lakshya Sen.
Demikian juga dengan Jojo, panggilan akrab bagi Jonatan Christie. Peraih medali emas Asian Games 2018 di Jakarta ini permainannya relatif stabil di Thomas Cup.Â
Sayangnya, Jojo tidak mampu berbicara banyak di Indonesia Masters kali ini. Di depan pendukungnya, Jojo kalah dari wakil China, Zhao Jun Peng, pada Rabu (8/6/2022).
Sementara itu, Ginting berhasil membalas kekalahannya di Thomas Cup dari pemain Thailand, KunlavutVitidsarn. Di Indonesia Masters, Ginting menang dengan rubber set.
Selain Ginting, masih ada harapan Indonesia dari tunggal putra melalui pemain muda, Chico Aura Dwi Wardoyo, yang seperti Ginting berhasil melaju ke babak 16 besar.
Pemain lainnya, Shesar Hiren Rhustavito, kalah terhormat dari pemain peringkat 1 dunia asal Denmark Viktor Axelsen, pada Rabu (8/6/2022) kemarin.