Itu bisa dicapai dengan bermusyawarah, mempertimbangkan faktor kemanusiaan, dan unsur lain yang sejalan dengan lima sila dalam Pancasila.
Setelah itu, ketertiban dunia akan lebih terjamin, masing-masing negara bergandengan tangan dengan negara lain, bekerja sama untuk kesejahteraan bersama.
Apakah mengangkat Pancasila ke level global merupakan utopia, too good to be true, atau sesuatu yang masih bersifat "khayalan"?Â
Atau, jangan-jangan ada yang ngledek, kita saja belum konsisten menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, masak sudah berkoar mau "mengekspor" Pancasila.
Begini, bahwa Pancasila masih belum diterapkan secara baik oleh sebagian masyarakat, memang betul. Bukankah, di media sosial hujatan antar kelompok yang berbeda haluan politik, masih muncul?
Namun, tak ada salahnya Indonesia semakin berperan dalam mewarnai peradaban dunia, karena kita punya konsep yang sangat bagus, yakni Pancasila itu tadi.
Untuk itu, sambil kita bersama-sama mencoba konsisten memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila, para diplomat dan diaspora Indonesia di luar negeri juga berupaya mem-Pancasila-kan dunia.
Tentu, sikap pemerintah RI yang independen, tidak memihak negara adikuasa mana pun, akan membantu secara tak langsung mengkampanyekan Pancasila.
Ingat, ada amanah dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:".....ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.....".
Itulah sedikit perenungan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 2022 yang kita peringati bersama pada 1 Juni 2022 ini. Presiden Joko Widodo pada tahun ini sengaja memilih kota Ende, Nusa Tenggara Timur, sebagai tempat upacara.
Sejarah lahirnya Pancasila tak bisa dilepaskan dari kota Ende, karena di kota inilah Soekarno pernah tinggal sebagai tahanan Belanda (1934-1938).