Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kuat Makan Pedas Level Tinggi? Boleh Bangga, tapi Ingat Bahayanya

4 Juni 2022   05:13 Diperbarui: 4 Juni 2022   05:15 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat tingkah para remaja dan anak muda dalam menikmati makanan, saya sering geleng-geleng kepala. Saya menangkap kesan, saat ini makanan yang berbumbu pedas level tinggi, semakin digemari.

Coba perhatikan iklan makanan di televisi. Cukup banyak yang menonjolkan aspek kepedasannya. Lalu, aksi bintang iklannya terlihat menahan pedas seperti "terbakar" lidahnya, namun ironisnya dengan ekspresi penuh bangga.  

Memang, ada sensasi tersendiri saat makan pedas. Tapi, wajarkah kalau itu dibangga-banggakan? Apakah mereka yang kuat makan makanan super pedas berarti manusia hebat?

Entah sejak kapan, sepertinya kebanggaan mampu makan pedas, telah "menular" ke banyak orang, khususnya anak muda dan remaja.

Apalagi, berbagai makanan jadi, pada labelnya mencantumkan level kepedasannya. Contohnya, level 1 yang paling tidak pedas hingga level 15 yang super duper pedas.

Kalau tidak keliru, mungkin belasan tahun lalu, produsen kripik di Bandung dengan brand "Maicih" yang memelopori istilah level kepedasan, dengan menggunakan level 1 hingga 10.

Keripik Singkong Maicih menuai sukses berkat rajin berpromosi di media sosial, sehingga terkenal tidak hanya di Bandung, tapi juga se-nusantara.

Kemudian, produsen makanan lain ikut-ikutan mengeluarkan produk dengan beberapa variasi level kepedasan. Dan ada permainan "psikologis", mereka yang berani mengonsumsi level tertinggi dipersepsikan sebagai jagoan. 

Itulah yang membuat mereka bangga. Jagoan makan pedas atau tukang makan pedas, sebuah "gelar" yang mungkin dianggap terhormat.

Halodoc.com (15/1/2020) menjelaskan bahwa sebenarnya pedas bukanlah rasa. Pedas merupakan suatu sensasi yang muncul akibat zat kimia bernama capsaicin.

Dan perlu diingat, ternyata lumayan banyak bahayanya makanan pedas. Bahaya tersebut, antara lain seperti ditulis di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun