Keuntungan lainnya, pada umumnya dalam jangka panjang harga saham bisa meningkat berkali-kali lipat ketimbang harganya saat dibeli (meskipun dilihat secara harian bersifat fluktuatif, tapi pada akhirnya akan meningkat).
Selain itu, ada pula investor yang mencari keuntungan secara cepat melalui trading (beli-jual-beli lagi-jual lagi, dan seterusnya). Jika ingin meraih untung, tentu harus tahu kapan sebaiknya membeli dan kapan sebaiknya menjual.
Secara umum, investor akan membeli waktu harga turun dan menjual waktu harga naik. Tapi, bisa juga membeli saat harga naik, karena yakin harga bakal naik lagi. Atau, menjual saat harga turun, karena takut besoknya harga semakin turun lagi.
Artinya, investor harus mampu menganalisis dan memprediksi pergerakan harga, terutama untuk investasi dalam bentuk saham karena harganya yang fluktuatif.
Nah, sekarang, mirip dengan investasi pada saham, muncul produk investasi baru yang banyak diminati anak muda yang melek teknologi.
Produk investasi tersebut dinakaman Non Fungibel Token (NFT). Sebelum maraknya NFT, investasi dalam uang kripto telah lebih dahulu banyak diminati para investor.
Menurut laman Forbes (5/3/2022) yang dikutip oleh Liputan6.com, NFT adalah aset digital yang mewakili objek dunia nyata seperti seni, musik, item dalam game dan video.
NFT diperjualbelikan secara online dengan alat pembayaran yang seringkali pakai uang kripto, yakni mata uang virtual yang dilindungi kode rahasia.
Pada dasarnya NFT seperti barang kolektor fisik, tapi dalam bentuk digital. Jadi, jangan membayangkan seperti seorang kolektor lukisan yang menggantung lukisannya di dinding, karena pemilik hanya mendapatkan file digital.
Kepemilikan file digital itu bersifat eksklusif, hanya bisa dimiliki satu pemilik dalam satu waktu. Itulah yang membuat harga NFT naik tajam.
Contohnya, anak muda asal Semarang bernama Ghozali sempat populer beberapa bulan yang lalu karena serangkaian foto selfienya dihargai sangat mahal yang ditawarkan di marketplace OpenSea.