Sepanjang sejarah Piala Uber, Indonesia baru 3 kali memboyong piala tersebut, yakni pada 1972, 1994 dan 1996. Artinya, sudah 26 tahun Indonesia puasa gelar juara Piala Uber.
Dilihat dari peringkat dunia, para pemain putri Indonesia memang masih di bawah bintang-bintang dari Jepang, Korea Selatan, dan China.
Bahkan, muncul kekuatan baru dari pemain putri Thailand dan India. Namun demikian, bukan tidak mungkin Indonesia membuat kejutan.
Indonesia satu grup dengan Perancis, Jepang dan Jerman. Perancis telah dihajar Indonesia dengan skor telak 0-5 (8/5/2022). Di atas kertas Indonesia bisa melaju sebagai runner up grup di bawah Jepang.
Kita punya ganda putri juara Olimpiade Greysia Polii-Apriyani Rahayu. Tapi, sayangnya pasangan tersebut tidak ikut Piala Uber sekarang.
Tim bulutangkis Indonesia sebetulnya sedang berbagi tugas yang sama pentingnya. Bersamaan dengan digelarnya Thomas Uber Cup 2022, juga berlangsung South East Asia (SEA) Games di Vietnam.
Namun, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tampaknya sudah mengambil keputusan terbaik, dengan mengirimkan pemain putra lapis kedua ke SEA Games, tapi untuk putri yang dikirim ke SEA Games justru yang lapis pertama.
Jelaslah, mempertahankan Piala Thomas dianggap paling penting, sambil tetap berjuang meraih medali emas di SEA Games. Di lain pihak, PBSI sangat menyadari untuk Piala Uber masih berat bagi Indonesia.
Makanya, dengan pemain utama dikirim ke SEA Games, diharapkan Indonesia bisa mendulang emas dari nomor tunggal putri dan ganda putri.
Dan harapan tersebut cukup terbuka lebar, mengingat pemain putri terbaik Thailand dan Malaysia memilih berlaga di Piala Uber.
Di bagian putra pun, peluang Indonesia di SEA Games cukup besar, karena pemain top negara Asia Tenggara lainnya, juga sama-sama bertarung dengan pemain terbaik Indonesia di Thomas Cup.