Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Makanan Panas Dibungkus Plastik, Lebih Baik Pakai Rantang

7 Mei 2022   17:38 Diperbarui: 7 Mei 2022   17:46 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rantang susun jadul | dok. tarbiyahislamiyah.id

Sekarang usaha kuliner tumbuh menjamur di mana-mana. Tak sedikit anak muda kreatif yang mampu membuat produk makanan kekinian.

Contoh makanan kekinian tersebut biasanya meniru atau mirip-mirip makanan asing yang telah diterima dengan baik oleh lidah orang Indonesia.

Meskpun demikian, tidak makanan yang berbau asing saja yang laris, makanan lokal pun yang diberi sentuhan modern juga laris manis.

Cara memasarkannya juga menggunakan media promosi kekinian, yakni dengan lebih banyak menggunakan media sosial. 

Begitu pun pesanan yang datang, tak harus datang langsung ke restoran atau lokasi usaha kuliner tersebut. Kaum rebahan lebih suka memesan secara online dan memanfaatkan jasa pengantar makanan. 

Tapi, ada masalah besar yang berkaitan dengan kemasan produk kuliner. Sebagian besar kemasan ternyata tidak ramah lingkungan, karena wadah makanan kebanyakan mengandung bahan plastik.

Selain itu, wadah berupa styrofoam juga mengandung bahaya. Kertas bekas termasuk yang berbahaya bagi kesehatan bila terkontaminasi zat kimia seperti tinta.

Sedangkan untuk minuman, selain kemasannya dalam plastik, juga ditambah lagi dengan sedotan yang juga berbahan plastik.

Cukup banyak kemasan yang direkomendasikan dan bergaya kekinian, seperti paper box, paper tray, food paper bag, paper cup, dan sebagainya.

Bahan kemasan tersebut berupa kertas jenis tertentu yang bisa didaur ulang, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. 

Sedangkan untuk minuman, ada sedotan yang berbahan stainless, namun sayangnya tidak banyak masyarakat yang menyukainya.

Tapi, ngomong-ngomong, pada zaman dulu, ada banyak sekali kemasan yang tergolong ramah lingkungan. Mulai dari daun pisang, besek dari bambu, dan sebagainya.

Ada juga wadah yang tahan lama dan bisa dipakai berulang-ulang hingga tahunan, bahkan hingga kita bosan. Contohnya, wadah yang disebut rantang. 

Puluhan tahun lalu, kalau kita membeli soto untuk dibawa pulang, kita perlu membawa rantang dari rumah, bukan seperti sekarang yang dimasukkan ke dalam plastik.

Padahal, plastik bila dimasuki air panas seperti kuah soto akan berbahaya. Dikutip dari halodoc.com (23/9/2021), makanan panas yang dikemas dalam kantong plastik berbahaya bagi kesehatan manusia.

Hal itu karena makanan tersebut sudah terkontaminasi dengan bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi kantong plastik.

Terungkap juga bahwa jumlah orang yang mengidap penyakit ginjal dan tenggorokan, kanker dan infertilitas semakin meningkat, sebagian besar karena banyak orang yang makan makanan panas yang dibawa dalam plastik.

Rantang yang bertumpuk dalam beberapa buah disebut sebagai rantang susun. Di Sumbar, ada tradisi mengantar makanan di bulan puasa dari menantu wanita ke mertua perempuan yang memakai rantang susun.

Sekarang sebetulnya juga banyak rantang susun, cuma jenis dan modelnya berbeda, sudah bergaya kekinian. Bahannya lebih ringan, tapi perlu dicermati karena sebagian sepertinya juga mengandung bahan plastik.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun