Dengan mulai terkendalinya penambahan kasus baru Covid-19 di tanah air, pemerintah memperlonggar berbagai aktivitas yang selama pandemi tidak diperbolehkan.
Seperti sekarang ini, masyarakat lebih leluasa untuk kembali melakukan tradisi setiap tahun sebelum pandemi, yakni mudik lebaran.Â
Diperkirakan jumlah pemudik akan meroket, bahkan di atas jumlah pemudik pada 2019 saat lebaran terakhir sebelum pandemi.
Hal itu tentu berkaitan dengan aroma "balas dendam" akibat selama dua kali lebaran tidak boleh mudik. Kerinduan yang tertahan akan dilampiaskan pada lebaran kali ini.
Tak heran, semua moda transportasi diperkirakan akan menikmati masa panen raya. Masa panen ini seolah pelepas dahaga setelah puasa panjang selama kurang lebih dua tahun.
Tanda-tanda panen raya tersebut sudah mulai terlihat sejak menyongsong bulan puasa ini. Kegairahan di bandara, stasiun kereta api antar kota, terminal bus jarak jauh, dan pelabuhan laut, sangat jelas terlihat.
Selain itu, bisnis penyewaan kendaraan juga mengalami masa panen. Sedangkan pemudik yang membawa kendaraan pribadi melakukan servis kendaraan terlebih dahulu.Â
Tentu, usaha bengkel mobil dan penjualan suku cadang serta produk lain yang diperlukan dalam servis kendaraan, juga menikmati kenaikan omzet.
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran pada pelajaran ilmu ekonomi, maka dengan meningkatnya permintaan, jelas akan mengerek tarif berbagai moda transportasi tersebut.
Sebagai contoh, tiket pesawat rute Jakarta-Padang yang termurah biasanya berada di kisaran Rp 700.000, sekarang sudah di kisaran Rp 1,1 juta.
Itu pun tarif kalau berangkat sekarang, saat libur lebaran secara resmi belum mulai. Diperkirakan pada masa puncaknya, harga tiket makin melambung.Â