Jawaban itulah yang membuat dokter dan istrinya terkesima. Lalu setelah kembali ke negaranya, sang dokter tertarik untuk mempelajari agama Islam dan kemudian memutuskan menjadi mualaf.
Begitulah, dalam ajaran agama Islam, banyak keutamaan menolong musafir atau orang yang dalam perjalanan dan sedang membutuhkan pertolongan atau dalam kesulitan.Â
Musafir di zaman sekarang tentu tidak sama dengan di zaman para Nabi, ketika dari suatu tempat ke tempat lain menempuh perjalanan naik unta atau kuda selama berhari-hari.
Tapi, seorang turis pun bisa dianggap sebagai musafir karena sedang melakukan perjalanan. Hanya saja, tentu turis yang hobi bertualang ke tempat yang fasilitas atau akses transportasinya sulit yang membutuhkan pertolongan.
Atau, mungkin juga turis backpacker yang kehabisan uang, layak untuk dibantu, tanpa perlu membedakan apakah ia beragama Islam atau bukan.
Ingatlah bahwa Allah senantiasa menolong seorang hamba, selagi hamba tersebut menolong saudaranya (bimbinganislam.com, 9/9/2021). Dalam hal ini, musafir termasuk sebagai saudara.
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI