Saya jawab saja saya tidak dibawa siapa-siapa. Sadarlah saya, ketika itu faktor koneksi dengan orang dalam masih lazim dalam penerimaan karyawan BUMN.
Tapi, setelah saya analisis lagi, faktor orang dalam tersebut diduga terjadi untuk rekrutmen karayawan level pelaksana. Sedangkan di level staf, terutama level management trainee (MT) seperti yang saya ikuti, relatif lebih bersih.
Perlu diketahui, MT atau di tempat lain disebut juga dengan ODP (Official Development Program), merupakan program pengkaderan untuk regenerasi pejabat, semisal level kepala cabang ke atas, di sebuah perusahaan.
Logikanya, sebuah perusahaan akan serius mencari calon terbaik yang diyakini nantinya bisa membawa perusahaan semakin maju dan berkembang.Â
Nah, kebetulan sekarang ini lagi dibuka rekrutmen BUMN, di mana tersedia 2.700 lowongan kerja di 56 perusahaan milik negara. Ini merupakan program yang tergolong langka, karena biasanya masing-masing BUMN merekrut karyawan secara terpisah.
Saran saya, bagi mereka yang berminat, sebelum mengajukan lamaran, sebaiknya memahami terlebih dahulu budaya kerja yang lazim di BUMN.
Sebagian besar BUMN sudah menerapkan sistem pengembangan karier yang baik. Karyawan yang berkinerja di atas rata-rata, relatif lebih cepat dipromosikan ketimbang yang kinerjanya biasa-biasa saja.
Sistem senioritas berangsur-angsur ditinggalkan, Tak heran, beberapa BUMN mempunyai direktur yang masih berusia relatif muda.Â
Namun demikian, anak muda cerdas yang terkesan terlalu pede dan kurang memperhatikan tata krama dalam berkomunikasi dengan atasan, bisa terhalang kariernya.
Kemudian, pelajari BUMN mana saja yang ikut program rekrutmen bersama. Menurut saya, BUMN yang paling menantang adalah yang sudah berstatus PT (Persero) Tbk. Artinya, perusahaan tersebut sudah go public.
Kenapa harus pilih-pilih BUMN? Karena menjadi karyawan BUMN bukanlah seperti menjadi PNS. Kalau PNS, di istansi manapun relatif sama penggajiannya, yakni tergantung golongan kepangkatannya.