Tapi, semakin lama usia pernikahan, lazimnya makin sedikit jumlah makanan yang diantar dan juga tak lagi pakai arak-arakan atau iring-iringan.
Cukup dua-tiga orang saja sebagai wakil keluarga pihak perempuan yang datang membawa rantang berisi makanan. Yang penting adalah menjalin silaturahmi antara menantu dan mertua.
Jangan mengira pihak mertua dapat makanan gratis begitu saja. Biasanya, setelah makanan yang datang disalin oleh pihak mertua, wadah yang sudah kosong akan diisi makanan lain sebagai balasan.
Makanan balasan di beberapa daerah lazimnya masih berupa bahan mentah, seperti beras, buah-buahan, buah kelapa, dan sebagainya.
Hingga sekarang, sebagian masyarakat Minang masih tetap melakukan tradisi maanta pabukoan tersebut. Tapi, banyak pula yang sudah melupakannya.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H