Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berburu Beasiswa, Selamatkan Mimpi Anak Muda yang Terkendala Biaya

23 Juni 2022   06:57 Diperbarui: 23 Juni 2022   09:09 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KIP Kuliah | dok. news.masukkampus.com

Sewaktu saya masih di sekolah menengah, sungguh tidak terbayang nantinya akan bisa kuliah karena keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu.

Alhamdulillah, berkat prestasi belajar yang baik, bebarapa orang guru saya secara khusus mendatangi ayah saya. Tujuannya adalah untuk membujuk ayah agar mengizinkan saya untuk ikut tes masuk perguruan tinggi negeri (PTN).

Beruntung pula, berkat dukungan ibu saya (yang rajin berdoa setelah salat tahajud), ayah setuju agar saya mendaftar seleksi PTN dan alhamdulillah diterima.

Uang bulanan dari orang tua saya relatif terbatas sekali yang sebagian di antaranya untuk membayar kamar kos di dekat kampus. 

Saya harus kos karena PTN tersebut berada di ibu kota provinsi, 125 km dari kota tempat saya menamatkan sekolah menengah.

Tapi, mulai semester kedua, saya terbantu karena memperoleh beasiswa dari Depdikbud (sekarang Kemendikbudristek). Saya lupa berapa jumlahnya. Tidak besar, namun tentu meringankan beban orang tua saya.

Apalagi, pada tahun berikutnya saya sesekali menulis opini di koran lokal dan mendapat honor. Saya ingat, ketika itu honornya Rp 2.000 untuk satu tulisan. 

Namun, pada awal dekade 1980-an, Rp 2.000 tersebut sudah lumayan, karena saya makan siang di warung masih bisa dengan Rp 200.

Selain beasiswa Depdikbud, ada juga teman saya yang menerima beasiswa dari Yayasan Supersemar, yang besarnya tak banyak berbeda dengan yang dari Depdikbud.

Jika saya bandingkan dengan situasi sekarang, jelas yang sekarang lebih baik, karena ada banyak kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa.

Salah satu di antaranya disebut dengan "KIP Kuliah". KIP adalah singkatan dari Kartu Indonesia Pintar, yang merupakan progam pemerintah memalui Kemendikbudristek.

Dengan program tersebut sangat membantu bagi mahasiswa yang punya potensi, tetap bisa meraih mimpi tanpa terkendala biaya.

Kebetulan tahun ajaran baru bagi mahasiswa akan dimulai pada Juli atau Agustus ini. Bagi mereka yang baru menamatkan SMA atau sederajat, berminat untuk kuliah tapi terkendala biaya, saatnya mencoba mengajukan permohonan untuk dapat KIP Kuliah.

Tentu, terlebih dahulu harus meneliti apa saja persyaratannya. Kalau tidak keliru, salah satu persyaratannya adalah penghasilan gabungan orang tua (suami/istri) maksimal Rp 3 juta per bulan.

Kalau jumlah anggota keluarganya banyak, maka total penghasilan gabungan orang tua dibagi jumlah anggota keluarga, maksimal Rp 750.000 per bulan.

Artinya, seorang suami yang punya istri yang tidak bekerja dan 3 anak, maka dengan penghasilan di bawah Rp 3.750.000 per bulan, anaknya berpeluang mendapatkan KIP Kuliah jika syarat lainnya terpenuhi.

Selain itu, sekarang bagi yang rajin berburu beasiswa, ada banyak perusahaan atau lembaga yang menyediakannya. Sepertinya, hal ini sebagai salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR).

Sebut saja seperti beasiswa dari Bank Indonesia, Salemba Empat, YBM BRI, Mizan, Djarum, Cargill Global Scholar, dan berbagai lembaga lainnya.

Menjadi sarjana memang tidak menjamin 100 persen akan mendapatkan lapangan pekerjaan yang diimpikan seseorang. 

Tapi, kemungkinan pengembangan karir seorang yang berlatar belakang S1 akan lebih baik dari mereka yang hanya bermodalkan ijazah sekolah menengah, meskipun sekali lagi, hal ini tidak berlaku mutlak.

Soalnya, ada unsuk soft skill yang juga sangat menentukan kesuksesan seseorang dalam menempuh karir, bukan semata kemampuan akademis.

Kembali ke kisah saya pribadi, tentu saja saya sangat bersyukur dengan apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada saya. 

Seandainya dulu saya tidak kuliah, rasa-rasanya kehidupan yang saya jalani, berkemungkinan besar tidaklah sebaik apa yang saya dapatkan hingga saat ini. 

Apalagi, perusahaan tempat saya mengabdi memberikan kesempatan saya kuliah S2 dengan biaya perusahaan. Hal ini menjadi modal berharga saya dalam meniti karir.

Tentu, kita perlu menyadari bahwa soal rezeki sudah di atur dari "atas". Namun, bukankah kita wajib berikhtiar sebelum bersabar dan bersyukur dengan takdir kita?

Nah, salah satu bentuk ikhtiar dalam rangka meraih kehidupan yang lebih baik, adalah melalui pendidikan. Para pakar mengatakan, pendidikan adalah salah satu cara yang efektif untuk memutus mata rantai kemiskinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun