Nah, salahnya saya, secara spontan saya berkomentar kepada istri saya, yang pada intinya menyatakan kegembiraan saya melihat si cucu tidak rewel lagi.
Eh, ternyata tak lama setelah saya berkomentar, si cucu kembali menangis. Saya teringat cerita seorang teman tenang mitos bahwa bila kita menemui situasi yang menyenangkan di perjalanan, sebaiknya jangan diomongkan kepada teman seperjalanan.
Contohnya, bila misalkan saat melewati jalanan yang biasa macet, tahu-tahu suatu saat tidak macet, lalu kita berkomentar: "enak ya, ternyata lancar."
Kalau sempat keluar kata-kata seperti itu dari mulut, tunggu saja, biasanya akan kena macet lagi. Tapi, bila kita diam-diam saja, cukup bersyukur dalam hati, maka akan lancar sampai di tempat tujuan.
Demikian juga soal hujan. Saat kita memperkirakan akan turun hujan karena memang lagi musimnya atau karena langit terlihat mendung, tahu-tahu malah terang, sebaiknya kita gak usah ngomong ke teman seperjalanan.
Jika diomongkan, misalnya: "enak ya, ternyata gak hujan", bisa-bisa malah tak lama setelah itu turun hujan. Kalau mau komentar, dalam hati saja.
Saya sadar hal itu hanya mitos, dan bahkan di luar nalar. Tapi, entah kenapa saya sering mendiamkan bila menemui situasi yang menyenangkan dalam perjalanan. Kecuali, saya lupa teori tersebut saat bawa cucu jalan-jalan. Anda percaya atau tidak?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI