Sebagai partai oposisi, PKS bisa dimengerti menjadikan kejengkelan Presiden tersebut untuk "memukul" pemerintah. Disebutkan juga oleh Mustafa bahwa Presiden jangan hanya NAJO (No Action Jengkel Only).
Istilah NAJO tentu plesetan dari NATO (No Action Talk Only). Apakah tepat kalau Presiden Joko Widodo dinilai sebagai NAJO?
Yang jelas, kalau melihat Joko Widodo secara pribadi, sangat sering beliau dengan sengaja memamerkan pakaian, sepatu, jaket, atau apa pun yang melekat di badan, yang merupakan produk dalam negeri.
Nah, bisa saja yang masih menjadi masalah adalah soal birokrasi atau soal manajemen di masing-masing kementerian, lembaga, pemda dan juga BUMN.
Menjadi pertanyaan, apakah selama ini para menteri yang mengimpor barang tidak melapor kepada Presiden sewaktu akan mengadakan barang impor?
Untuk masa mendatang, pada tahap proses perencanaan pengadaan barang sebaiknya sudah tergambar bahwa produk yang akan digunakan mengutamakan produk dalam negeri.
Makanya, bank data tentang berbagai produk dalam negeri, lengkap dengan spesifikasi dan kapasitas produksinya, sudah dipunyai oleh masing-masing unit kerja pemerintah.
Kemudian, perencanaan yang baik harus dieksekusi secara baik pula serta diawasi secara ketat. Kalau bukan kita, siapa lagi yang harus mencintai produk negeri sendiri.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H