Pertanyaannya, kalau semua pada bikin kos-kosan, yang mau ngekos siapa? Jadi, jangan terlalu cepat ikut-ikutan orang lain. Jika kos-kosan kosong, jelas akan rugi dari sisi biaya pemeliharaan.
Syukurlah, sekarang pandemi mulai lebih terkendali. Dari cerita teman-teman yang punya kos-kosan, setelah lebaran ini mulai ada lagi orang yang mencari kos-kosan, sehingga sebagian tempat kos yang kosong, mulai ditempati penyewa.
Hal itu seiring dengan semakin banyaknya kantor yang menerapkan pola work from office (WFO), bukan work from home (WFH) lagi.
Demikian pula anak sekolah atau kuliah, kembali belajar di kelas, bukan di rumah. Otomatis, kebutuhan mencari tempat kos dekat kantor, sekolah, atau kampus, mulai timbul.
Tapi, yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah pentingnya perencanaan dalam memulai suatu usaha. Bukan hanya soal tersedianya dana, cermati juga perkembangan ekonomi, termasuk dampak pandemi.
Namun demikian, mereka yang membangun kos-kosan di masa pandemi dengan keyakinan bahwa saat selesai dibangun, pandemi pun usai, ya boleh-boleh saja.
Hanya saja, pikirkan pula tingkat persaingan. Jika di sekitar lokasi membangun kos-kosan sudah banyak kos-kosan lainnya, perlu diteliti lagi apakah masih ada peluang untuk mendapatkan penyewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H