Memang, dalam masa penuh ketidakpastian atau terjadi kondisi darurat, anggaran perusahaan yang selama ini menjadi pedoman baku, bisa diubah.
Perlu diketahui, proses penyusunan anggaran untuk tahun berikut, sudah dimulai sejak Agustus tahun ini. Nanti, pada bulan Desember sudah harus disetujui, kemudian di-breakdown dan dikirim ke seluruh unit kerja.
Pada masa normal, anggaran seperti "harga mati". Untuk pendapatan, merupakan jumlah minimal yang harus didapat dan untuk biaya, merupakan jumlah maksimal yang bisa dikeluarkan dalam satu tahun.
Anggaran yang baik selalu memberi ruang yang bersifat fleksibel, di mana biasanya pada bulan Juni, diperkenankan membuat revisi anggaran bila asumsi yang dipakai sebelumnya tidak bisa dipertahankan.
Setelah bulan Juni, tak ada lagi revisi anggaran. Artinya, target tahunan yang tercantum pada anggaran versi revisi menjadi acuan bagi semua unit kerja.
Bahkan, anggaran per unit kerja tersebut akan dipecah lagi menjadi target individu masing-masing karyawan. Pencapaian target individu ini nantinya berdampak pada besar kecilnya bonus tahunan masing-masing karyawan.
Kembali ke kondisi di masa pandemi, switching anggaran yang signifikan diperkirakan terjadi pada tahun 2020, karena saat anggaran disusun pada akhir 2019 asumsi yang dipakai belum memasukkan biaya pengendalian pandemi.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H