Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meski Puncaki Hasil Survei, Prabowo Perlu Siapkan 4 Skenario

27 Februari 2022   06:30 Diperbarui: 28 Februari 2022   21:00 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Prabowo Subianto meninggalkan panggung seusai menyampaikan pengarahan dalam peringatan HUT ke-12 Partai Gerindra. (ANATRA FOTO/SIGID KURNIAWAN via kompas.com)

Nama-nama yang digadang-gadang bakal jadi capres 2024 sesuai dengan hasil survei yang diberitakan di media massa, sebetulnya tidak ada yang mengejutkan.

Terakhir, data yang lebih baru adalah hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan ada 3 nama yang mendominasi. Persentase keterpilihannya di atas 10 persen jika Pemilu dilakukan sekarang.

Ketiga nama itu adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (26,5 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (20,5 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14,2 persen).

Masih banyak nama lain yang muncul, tapi dengan persentase keterpilihan di bawah 10 persen. Tentu saja karena Pemilu masih 2 tahun lagi, segala sesuatu masih mungkin terjadi, yang berbeda dari hasil survei tadi.

Tapi, sekiranya wacana penundaan Pemilu yang dilontarkan beberapa politisi tidak bergulir lebih jauh, maka dipastikan Indonesia punya presiden baru pada 2024.

Litbang Kompas adalah suatu unit kerja di bawah Kelompok Kompas Gramedia dan bersifat independen, bukan seperti survei yang dilakukan konsultan politik.

Jadi, hasil survei di atas layak dijadikan acuan jika seseorang ingin memprediksi hasil pilpres 2024 dan layak pula menjadi bahan kajian bagi tim sukses masing-masing bakal capres.

Tulisan ini tidak bermaksud menelaah hasil survei secara lebih rinci, kecuali ingin menyorot seorang Prabowo, pemuncak hasil survei.

Mungkin karena pilpres masih dua tahun lagi, setiap ditanya wartawan tentang keinginannya untuk maju lagi sebagai capres, Prabowo masih menjawab secara mengambang. Belum memberikan kepastian.

Prabowo mungkin juga sudah "kenyang" ikut 3 kali pilpres, di mana sekali sebagai cawapresnya Megawati, dan dua kali sebagai capres, masing-masing menggandeng Hatta Rajasa dan Sandiaga Uno sebagai cawapres.

Hasilnya, sudah sama-sama kita ketahui, dari ketiga kali keikutsertaan itu, Prabowo belum beruntung meraih kemenangan. 

Perlu pula diingat, usia Prabowo pada 2024 mendatang sudah 72 tahun lebih beberapa bulan (beliau lahir 17 Oktober 1951).

Tapi, soal usia bersifat relatif, bila melihat contoh seorang politisi di negeri jiran Malaysia, Mahathir Mohamad, yang dalam usia 90-an tahun masih mampu menjadi Perdana Menteri (2018-2020).

Demikian pula Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden, sudah berusia 79 tahun. Artinya, dibandingkan Mahathir dan Joe Biden, Prabowo masih muda.

Maka, jika Prabowo maju lagi, cukup logis dan harapan menang cukup besar, seperti hasil survei Litbang Kompas. Tentu, dengan catatan bila preferensi pemilih masih seperti saat survei.

Namun, bila Prabowo tidak ikut pilpres, juga cukup logis, meskipun pendukung setia beliau mungkin akan kecewa. Siapa tahu, beliau punya agenda yang bersifat pribadi, sehingga ingin menikmati masa pensiun dengan nyaman.

Jika dihitung-hitung, setidaknya ada 4 skenario yang perlu disiapkan Prabowo dengan berbagai alasan yang mendasarinya. Keempat skenario tersebut adalah sebagai berikut.

Prabowo Subianto|dok. Tribunnews.com/Gita Irawan
Prabowo Subianto|dok. Tribunnews.com/Gita Irawan

Pertama, Prabowo tidak ikut pilpres dan merasa bahagia bisa menjadi guru bangsa. Artinya posisi Prabowo bersifat netral dan mundur dari dunia politik praktis.

Tentu, bila ada kondisi negara yang di luar harapan, beliau akan memberikan pandangan atau nasehat kepada siapa pun kelak yang terpilih menggantikan Joko Widodo.

Kedua, jika Prabowo tidak ikut pilpres, tapi masih berpolitik sebagai kingmaker dengan secara total mendukung salah satu capres yang nanti akan ikut berkontestasi di Pilpres 2024.

Ya, bisa saja Prabowo menjadi orang di belakang layar bagi misalnya pasangan Anies-Sandi, mengulang kembali apa yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu. Tentu ada konsekuensinya, bisa menang dan bisa juga kalah. 

Ketiga, Prabowo ikut pilpres dan mengalami kekalahan lagi. Meski hal ini paling tidak diharapkan oleh Prabowo dan semua pendukungnya, Prabowo tetap perlu memikirkan jika itu terjadi, apa rencana beliau selanjutnya.

Keempat, Prabowo ikut pilpres dan menang. Nah, kalau ini terjadi, tak perlu penjelasan panjang lebar. Biarkan Prabowo dan tim suksesnya menikmati kemenangan, setelah berkali-kali gagal. 

Tapi, pengertian "menikmati" kemenangan, jelas mengandung tanggung jawab yang berat untuk merealisasikan janji-janji yang terucap saat kampanye.

Skenario mana yang bakal dipilih Prabowo? Atau ada skenario lain di luar yang 4 di atas? Hanya Prabowo yang bisa menjawabnya dan mungkin belum akan diumumkan dalam waktu dekat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun