Hal itu seperti yang sekarang terjadi bila seseorang terbang dari Pontianak ke Balikpapan atau sebaliknya. Meski masih sesama pulau Kalimantan, penerbangannya harus via Jakarta atau Surabaya.
Soalnya, diperkirakan nantinya Bandara Soetta tetap menjadi hub tersibuk di Indonesia. Dari Soetta ke Nusantara akan lebih banyak penerbangan ketimbang dari kota-kota lain ke Nusantara. Paling tidak pada 5 tahun pertama saat Nusantara masih relatif sepi.
Dari Bandara Soetta tersedia penerbangan ke hampir semua ibu kota provinsi di Indonesia secara langsung. Meskipun ada juga yang satu kali transit, seperti ke Mamuju (ibu kota Sulawesi Barat) yang harus transit di Makassar.
Atau, kalau ke Tanjung Selor (ibu kota Kalimantan Utara), mau tak mau dari Soetta terbang ke Tarakan, dan kemudian menggunakan moda transportasi laut ke Tanjung Selor. Tarakan berada di pulau kecil, sedangkan Tanjung Selor di daratan Kalimantan.
Hal yang sama berlaku pula kalau pergi ke Sofifi, ibu kota Maluku Utara. Dari Soetta naik pesawat ke Ternate, lalu berganti ke moda transportasi laut ke Sofifi yang ada di Pulau Halmahera.
Intinya, pada tahap awal, para pejabat pusat yang dipindahkan ke IKN Nusantara, serta pejabat daerah yang ada urusan ke IKN, perlu siap mental menghadapi kekurangnyamanan yang mungkin dihadapi. Tapi, secara bertahap seharusnya kondisinya akan lebih baik hingga menjadi IKN yang ideal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI