Keempat, turut berkontribusi menggerakkan perekonomian. Terlepas dari kehidupan sebagian seniman yang mengalami kesulitan di masa tua, karya seni merupakan bagian dari sektor ekonomi kreatif.
Cukup banyak uang yang berputar dari penjualan karya seni seperti musik, film, novel, dan sebagainya. Banyak pula tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya dari perusahaan yang mengelola kesenian.Â
Makanya, jadi seniman itu ketika muda dan produktif bisa memperoleh penghasilan yang lumayan. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para remaja yang ingin berkecimpung di dunia seni.
Memang, tidak semuanya menuai sukses. Tapi, itulah tantangannya bagaimana melahirkan kreativitas yang bisa disukai masyarakat banyak. Di sini, idealisme seorang seniman adakalanya harus berkompromi dengan selera pasar.
Adapun untuk jaminan di hari tua, seorang seniman harus pintar-pintar mengelola keuangan ketika masih sehat dan produktif, baik dengan disiplin menabung ataupun berinvestasi.Â
Akan lebih baik lagi bila pemerintah punya kebijakan khusus untuk perlindungan sosial para seniman. Ya, siapa tahu nanti ada semacam Jaminan Hari Tua (JHT), yang sekarang lagi diributkan tentang JHT 56 tahun, maksudnya baru bisa cair pada usia 56 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H