Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerentanan Seniman di Masa Tua, Berkaca dari Pengalaman Remy Sylado

16 Februari 2022   09:00 Diperbarui: 12 Desember 2022   13:59 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remy Sylado, penulis. (Foto: kompas)

Remy Sylado adalah seniman besar serba bisa. Memang, predikat sastrawan dan penyair lebih melekat pada lelaki berdarah Minahasa itu, yang lahir di Makassar 76 tahun lalu.

Salah satu novelnya yang terkenal dan telah diangkat ke layar lebar pada 2002 berjudul Ca-Bau-Kan. Sejak usia 18 tahun, Yapi Panda Abdiel Tambayong (nama asli Remy Syaldo) telah aktif menulis cerpen dan novel.

Kegiatan tersebut dilakukan sambil menjadi wartawan majalah Tempo (1965) dan kemudian menjadi redaktur majalah musik Aktuil (1970).

Selain sastrawan dan penyair, Remy juga pernah melakoni menjadi aktor dan sutradara. Ia pun menggeluti seni rupa, sehingga bisa disebut sebagai pelukis.

Ada lagi keahliannya yang lain, yakni sebagai ahli bahasa (munsyi), antara lain karena kemampuannya berbahasa Yunani, Ibrani, Mandarin, dan Arab.

Namun, saat ini seniman besar tersebut dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melahirkan berbagai karya seperti sebelumnya, karena sedang sakit yang tergolong berat.

Pilihan hidup menjadi seorang seniman dengan iklim berkesenian seperti di negara kita, ternyata belum mampu menyejahterakan penggiat seni di masa tuanya.

Bahkan, seniman sekelas Remy Sylado pun kurang siap secara finansial agar mampu mendapat perawatan kesehatan selayaknya.

Harian Kompas (10/2/2022) memberitakan sejumlah seniman menggalang solidaritas untuk sastrawan Remy Sylado yang tengah sakit dengan kondisi layanan kesehatan yang sulit dijangkau karena keterbatasan biaya.

Solidaritas dari rekan-rekan Remy tampak dari pameran karya lukis bertajuk "Doa untuk Remy Sylado". Pameran yang berlangsung pada 5-8 Februari 2022 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta itu juga didukung oleh Pemprov DKI Jakarta.

Adapun penyakit yang diderita Remy sejak setahun terakhir ini adalah hernia dan mendapat tiga kali serangan stroke. Perawatan hanya berlangsung di rumahnya di Cipinang Muara, Jakarta Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun