Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mau Ikut Keliling Indonesia Selama Setahun, Apa Untung Ruginya?

3 Februari 2022   06:22 Diperbarui: 3 Februari 2022   06:26 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahmatullah, seorang pengeliling Indonesia|Foto: dok. Rahmatullah, dimuat republika.co.id

Keliling Indonesia, siapa yang tidak tertarik? Negara kita ini terlalu luas untuk dijelajahi, karena itu tidak banyak orang yang berkesempatan berkeliling Indonesia.

Tidak usahlah dulu bekeliling ke semua kabupaten dan kota yang semuanya berjumlah 514 daerah otonom. Warga Indonesia yang bisa mengunjungi semua provisi yang berjumlah 34 saja, mungkin masih langka.

Makanya, begitu ada peluang untuk jadi relawan yang akan berkeliling Indonesia selama 1 tahun, jelas merupakan sesuatu yang menantang. Itulah yang ditawarkan oleh program yang dinamakan "Ekspedisi Indonesia Baru 2022".  

Program tersebut diinisiasi oleh Dandhy Laksono dan Farid Gaban, setelah sebelumnya sukses menggelar Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa dan Ekspedisi Indonesia Biru.

Tapi, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh yang berminat seperti ditulis Dandhy Laksono di akun Twitter-nya. Syarat tersebut antara lain berumur 18-30 tahun dan mampu mengendarai sepeda motor (punya SIM C).

Hal lain yang dituntut adalah mampu melaksanakan ekspedisi keliling Indonesia selama 1 tahun tanpa digaji, namun logistik dan akomodasi akan dipenuhi.

Dan syarat yang  lebih spesifik adalah mampu membuat video, foto, dan menulis di konten milik bersama. Tujuannya merekam masalah sosial di Indonesia, seperti yang dipaparkan Farid Gaban (purbalingga.pikiran-rakyat.com, 1/2/2022).

Memang, masih banyak hal yang abu-abu dari apa yang terungkap di media massa tentang program di atas. Bahkan, ada yang menuding semacam perbudakan karena para relawan tidak dibayar.

Jadi, bagi yang merasa memenuhi syarat masih perlu mempertegas hak dan kewajiban dengan penyelenggara agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan nantinya.

Pertimbangkan pula untung ruginya dengan matang, sebelum mendaftarkan diri. Soalnya, pasti ada yang dikorbankan jika akhirnya terpilih sebagai peserta ekspedisi.

Pertama, korban atau kerugian yang sudah pasti adalah kehilangan waktu selama 1 tahun. Bayangkan kalau itu dipakai untuk bekerja yang menerima gaji atau berbisnis yang menuai untung. Tentu, uang yang terkumpul selama 1 tahun sudah relatif besar.

Atau, jika masih kuliah, bayangkan dengan ikut kuliah selama dua semester, sudah banyak satuan kredit semester (SKS) yang terselesaikan, bahkan mungkin telah diwisuda sebagai sarjana.

Demikian pula bagi mereka yang baru menikah, berpisah dengan keluarga selama 1 tahun, rasanya teramat berat, apalagi bila sudah punya anak yang masih lucu-lucunya.

Kedua, kerugian berikutnya bisa jadi secara fisik akan menderita kelelahan yang luar bisa dan berakibat pula pada kelelahan secara mental. 

Anggaplah kalau sakit akan diberi obat oleh panitia, tapi sakit dengan kondisi jauh dari orang-orang tercinta (orang tua, istri, atau saudara), berpotensi menyebabkan terganggunya mental seseorang.

Nah, sekarang baru dilihat apa saja keuntungan yang mungkin akan diraih, terutama bagi mereka yang memang punya passion untuk menjelajah atau bertualang.

Pertama, pengalaman melihat Indonesia dari berbagai daerah, seperti telah disinggung di atas, pasti hal yang luar biasa. Masih banyak keindahan alam di berbagai pelosok yang selama ini belum terungkap ke permukaan.

Belum lagi kalau kita berbicara tentang keragaman adat istiadat dan keindahan budaya dari berbagai suku di negara kita. 

Kedua, menambah banyak sekali kompetensi yang nati dibutuhkan dalam berkarier di manapun. Contoh kompetensi dimaksud adalah kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, membina jaringan, dan sebagainya.

Dalam istilah kerennya, kompetensi di atas disebut sebagai soft skill yang sulit didapatkan di bangku sekolah atau kuliah.

Terlepas dari program ekspedisi keliling Indonesia di atas, bertugas menjadi relawan pada dasarnya memang tidak mengharapkan imbalan apa-apa, selain kepuasan batin bisa membantu orang lain yang membutuhkan.

Selain kepuasan batin, jika diniatkan sebagai salah satu cara beramal sesuai dengan ajaran agama masing-masing, diyakini akan ada imbalan dari Sang Maha Pencipta.

Hanya saja, selama ini relawan sangat jarang yang bekerja selama 1 tahun tanpa terputus. Bahkan, setelah Aceh dilanda musibah tsunami yang dahsyat, para relawan dari berbagai negara saling bergantian setelah beberapa bulan bertugas.

Bagi yang tertarik dan telah mempertimbangkan secara matang dengan kesimpulannya ingin ikut ekspedisi, dan tentu setelah terpilih kalau ada seleksi, maka apapaun nanti yang terjadi harus dihadapi. Jangan sesali bila ada hal yang diluar dugaan.

Pengalaman baik ataupun pengalaman buruk, semua ada hikmahnya. Itulah konsekuensi dari sebuah pilihan.

Catatan: Program Ekspedisi Indonesia Baru akhirnya dihentikan oleh penggagasnya, Dandhy Laksono dan Farid Gaban, seperti yang ditulis Rokman di Kompasiana (3/2/2022). Tapi, esensi tulisan di atas tetap relevan, bila nanti ada lagi tawaran program sejenis.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun