Atau, jika masih kuliah, bayangkan dengan ikut kuliah selama dua semester, sudah banyak satuan kredit semester (SKS) yang terselesaikan, bahkan mungkin telah diwisuda sebagai sarjana.
Demikian pula bagi mereka yang baru menikah, berpisah dengan keluarga selama 1 tahun, rasanya teramat berat, apalagi bila sudah punya anak yang masih lucu-lucunya.
Kedua, kerugian berikutnya bisa jadi secara fisik akan menderita kelelahan yang luar bisa dan berakibat pula pada kelelahan secara mental.Â
Anggaplah kalau sakit akan diberi obat oleh panitia, tapi sakit dengan kondisi jauh dari orang-orang tercinta (orang tua, istri, atau saudara), berpotensi menyebabkan terganggunya mental seseorang.
Nah, sekarang baru dilihat apa saja keuntungan yang mungkin akan diraih, terutama bagi mereka yang memang punya passion untuk menjelajah atau bertualang.
Pertama, pengalaman melihat Indonesia dari berbagai daerah, seperti telah disinggung di atas, pasti hal yang luar biasa. Masih banyak keindahan alam di berbagai pelosok yang selama ini belum terungkap ke permukaan.
Belum lagi kalau kita berbicara tentang keragaman adat istiadat dan keindahan budaya dari berbagai suku di negara kita.Â
Kedua, menambah banyak sekali kompetensi yang nati dibutuhkan dalam berkarier di manapun. Contoh kompetensi dimaksud adalah kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, membina jaringan, dan sebagainya.
Dalam istilah kerennya, kompetensi di atas disebut sebagai soft skill yang sulit didapatkan di bangku sekolah atau kuliah.
Terlepas dari program ekspedisi keliling Indonesia di atas, bertugas menjadi relawan pada dasarnya memang tidak mengharapkan imbalan apa-apa, selain kepuasan batin bisa membantu orang lain yang membutuhkan.
Selain kepuasan batin, jika diniatkan sebagai salah satu cara beramal sesuai dengan ajaran agama masing-masing, diyakini akan ada imbalan dari Sang Maha Pencipta.