Ya, bisa jadi tujuan konvoi memang bukan untuk pamer kekayaan. Masalahnya, pamer atau tidak, sekarang bukan lagi zaman orang kaya menyembunyikan kekayaannya. Bukankah sekarang saatnya untuk eksis di media sosial?Â
Bahkan, yang bukan orang kaya pun ingin bergaya seperti orang kaya dan ikut-ikutan nampang di media sosial. Ini malah jadi kebanggaan.
Bukan apa-apa, banyak keuntungannya bila kita dicap orang kaya. Orang kaya itu dihormati, disegani, kalau ada pertemuan duduknya di depan dan omongannya disimak dengan baik oleh orang lain.
Masyarakat umum, bahkan juga mungkin sebagian aparat, seperti terlihat sungkan atau keder bila berhadapan dengan orang kaya dengan penampilan perlente. Apalagi, melihat ada orang yang datang dengan mobil mewah.
Makanya, kenapa di kantor-kantor, terhadap orang yang gayanya kaya, biasanya dilayani dengan baik oleh petugas, sehingga urusannya cepat selesai.
Jadi, klop saja bila orang kaya seperti mendapat privilege atau hak istimewa. Padahal, seharusnya tidak ada hak tersebut dan kedudukan semua orang sama di mata hukum.
Tapi, jangan kaget, rasa keder orang biasa terhadap orang kaya, suatu saat bisa berbalik arah dan berpotensi menyulut aksi massa bila ada pemicunya.Â
Itulah yang terjadi di Bantul belum lama ini, seperti yang diberitakan Detik.com (28/1/2022). Sebuah mobil sedan Mercy tipe e-260 warna hitam dirusak massa di pinggir jalan Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta.
Perusakan mobil itu dilakukan gegara pengemudi sedan terlibat cekcok, lalu melarikan diri, dan menbrak pengendara lain sehingga akhirnya dikejar massa.
Adapun percekcokan tersebut terjadi antara pengemudi dengan seorang tukang parkir, yang diawali mobil yang terkesan berhenti mendadak dan tukang parkir yang lagi sibuk mengatur mobil menjadi kaget.
Pengemudi mobil Mercy bukannya menyelesaikan cekcok, malah meninggalkan lokasi di depan salah satu gerai waralaba ayam goreng, yang berbuntut dengan pengejaran.