Pertama, karena kehidupannya yang semakin baik secara ekonomi sehingga mampu membeli aneka makanan untuk anak-anaknya. Bayangkan jika anak-anak sering mengkonsumsi makanan cepat saji atau camilan yang manis-manis, tubuhnya akan cepat melar.
Orang tua yang makmur tapi waktu kecilnya dulu hidup sederhana karena keterbatasan ekonomi, mungkin ingat betapa tidak enaknya bila mau jajan, namun tidak bisa. Sekarang, mereka tak ingin hal itu terjadi pada anak-anaknya.
Kedua, orang tua  yang dari awal memang cenderung mengakomodir kemanjaan anak-anaknya. Ini antara lain karena dampak keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).
Makanya, berbeda dengan zaman dulu ketika para orang tua punya anak banyak, sekarang rata-rata satu rumah tangga hanya punya 2 atau 3 orang anak. Karena anaknya sedikit, tentu kasih sayang terpusat ke anak-anak tersebut.
Ketiga, sekarang eranya kesetaraan pria dan wanita dalam berkarir di berbagai bidang. Sangat lazim bila suami dan istri sama-sama sibuk bekerja.
Akibatnya, anak-anak kurang mendapat perhatian dan melampiaskannya dengan makanan yang kebablasan. Hal ini dibiarkan orang tua sebagai kompensasi rasa bersalahnya yang tidak menyediakan cukup waktu dalam mendampingi anak-anak.
Asisten rumah tangga (ART) pun sengaja membiarkan anak-anak yang diasuhnya melahap makanan, agar si ART bebas bermain gawai atau menonton sinetron di televisi.
Begitulah, para orang tua perlu melihat kembali bagaimana pola makan anak-anaknya, demi masa depan mereka. Hal ini relevan dengan "Hari Gizi 2022" yang diperingati pada 25 Januari 2022 kemarin.
Adapun tema peringatan tahun ini adalah "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas". Jelaslah bahwa pemerintah telah menyadari bukan hanya stunting yang jadi masalah. Tapi, kondisi yang sebaliknya, yakni obesitas, juga sama berbahayanya.Â
Anak-anak dan remaja adalah harapan masa depan bangsa. Maka, persoalan pertumbuhan dan perkembangan anak secara sehat, perlu mendapat perhatian serius.
Dalam hal ini ada dua kondisi ekstrim yang perlu diatasi, yakni stunting yang ditandai dengan tinggi badan anak yang di bawah standar usianya. Sedangkan obesitas ditandai dengan kelebihan berat badan hingga di atas standar untuk usianya.