Seperti diketahui, sejak 12 Januari 2022 lalu, pemberian vaksin booster telah dimulai bagi warga yang telah 6 bulan yang lalu mendapatkan vaksin kedua.
Saya dan istri kebetulan mendapatkan vaksin pertama pada Maret 2021 dan vaksin kedua sebulan setelah itu. Dengan demikian, saya sudah bisa mendaftarkan diri untuk menerima vaksin booster.
Sebetulnya, Pak RT di tempat saya tinggal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, sudah mengirimkan pengumuman melalui grup WA tentang di mana saja saya dan istri bisa mendapatkan vaksin.
Pengumuman tersebut berupa tabel yang sangat informatif. Ternyata di masing-masing kelurahan ada lokasi pelaksanaan pemberian vaksin booster.
Ditambah lagi, ada sebuah mal besar di Tebet yang pendaftarannya dilakukan melalui online. Sedangkan yang di tiap kelurahan, bisa langsung mendaftar saat datang di lokasi.
Tidak saja kejelasan jadwal harian beserta jam buka dan tutupnya, tapi juga dijelaskan jumlah kuota setiap hari. Semua pemegang KTP Indonesia dari mana pun boleh ikut
Seperti di kelurahan tempat saya tinggal, pemberian vaksin booster dilakukan dari Senin hingga Kamis, pukul 08.00 hingga 11.00 dan hanya untuk 150 orang setiap hari.
Pada minggu pertama pemberian vaksin, saya sengaja belum mendaftar, ingin wait and see saja. Tapi, Pak RT memang gigih meminta warganya yang berhak dapat vaksin booster namun masih belum ikut.
Pikiran saya berubah ingin cepat-cepat divaksin setelah penambahan kasus harian pasien Covid-19 di DKI Jakarta semakin meningkat tajam. Tentu ini mencemaskan saya dan keluarga.
Apalagi, ada varian baru yang disebut dengan varian omicron yang daya tularnya sangat cepat. Di lain pihak, daya tahan vaksin pertama dan kedua yang telah melewati enam bulan, semakin berkurang.
Akhirnya, Selasa (25/1/2022) kemarin, saya dan istri datang ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTA) Mandala, Tebet Timur, untuk mendapatkan vaksin booster.
Persyaratan yang harus dibawa hanya foto kopi KTP 2 lembar. Kalau saja program e-KTP Digital sudah terlaksana, tentu tidak ada lagi istilah foto kopi KTP.
Saya dan istri sampai di lokasi pukul 8.55 pagi. Kami langsung ke meja pendaftaran dengan menyerahkan 2 lembar foto kopi KTP itu tadi.
Kemudian petugas menulis data di formulir pendaftaran dan memberikan tiket bertuliskan nomor antrean, yakni nomor 143 dan 144.
Kami sempat berpikir mau pulang ke rumah dulu, karena pendaftar yang dipanggil untuk divaksin baru nomor 20. Artinya masih menunggu sekitar 120 orang lagi.
Kebetulan, rumah saya juga tidak jauh dari RPTA Mandala dan kami ke sana membawa kendaraan sendiri. Akan lebih nyaman menunggu di rumah.
Namun, ketika saya bertanya ke salah seorang panitia, sekitar jam berapa saya mungkin dipanggil, ia meyakinkan saya bahwa pada jam 11 semuanya sudah beres.
Karena mereka yang duduk di ruang tunggu semuanya menjaga jarak dan pakai masker, dan lagi pula saya bisa mengisi waktu sambil ber-Kompasiana, maka kami pun dengan tenang duduk menunggu.
Ternyata benar juga, meskipun hanya ada 2 orang petugas yang secara paralel mengukur tensi dan 2 orang petugas yang menyuntikkan vaksin, tapi mereka bekerja dengan sigap, gak pakai lama.
Buktinya, pukul 10.42 kami dipanggil untuk ditensi, berlanjut ke ruang vaksin, dan pukul 10.52 telah selesai dengan print out kartu vaksin sebagai bukti telah divaksin (meskipun juga bisa dilihat di aplikasi PeduliLindungi).
Saya dan istri mendapat vaksin booster merek Pfizer, meskipun pada vaksin pertama dan kedua kami memperoleh merek Sinovac.
Tak ada lagi kewajiban menunggu di ruang observasi, sehingga kami memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
Saat vaksin pertama, saya menunggu 30 menit. Lalu, vaksin kedua selama 15 menit. Alhamdulillah, saya dan istri tidak mengalami sesuatu sebagai dampak vaksin. Dulu, waktu vaksin pertama dan kedua, saya mengantuk dan agak lemes pada sore harinya.
Saya cukup puas dengan cara kerja panitia vaksin booster, jauh lebih tertib dan lebih cepat ketimbang pengalaman vaksin pertama dan kedua.
Tapi, itu memang sudah seharusnya. Bukankah panitia sudah belajar dari berbagai kelemahan pelaksanaan vaksin masa sebelumnya?Â
Masyarakat pun juga sudah punya pengalaman, sehingga sekarang tidak semua orang ingin adu cepat dapat vaksin sampai membludak dan tidak tertib dalam mematuhi protokol kesehatan.
Lagi pula, sekarang lokasi pemberian vaksin relatif banyak dan menyebar secara merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H